Bandung – Terimakasih untuk Ibu Ibu TNI POLRI…
Saya sangat antusias dan mengacungkan dua jempol kepada ibu ibu TNI POLRI yang selama ini peka, peduli dan aktif dalam partisipasinya di WAG ibu ibu TNI POLRI !
Ini menarik dan ruar biasa sekali, ketika belakangan yang saya tangkap Presiden Jokowidodo mengintip perbincangan di WAG ibu ibu TNI POLRI terkait ketidak setujuannya dengan pemindahan IKN Baru ke Penajam, Paser Utara, Kalimantan Timur
Namanya ibu ibu, tentu ada plus minusnya, barangkali hasil pemikiranya sederhana tidak semuluk muluk pemikiran strategis nasional / internasional, namun komulasi dari beberapa pertimbangan untung rugi, baik buruk, enak tidak enak, suka tidak suka, nyaman tidak nyaman, yang bermuara pada ketidak setujuan pribadinya
Justru temuan inilah yang tidak bisa dianggap remeh karena pada dasarnya rakyat yang beratus juta itu sesungguhnya merupakan gabungan dari rumah tangga rumah tangga kecil ini
Ayah atau bapak sebagai kepala rumah tangga menentukan arah kompas perjalanan rumah tangganya, namun ibu yang mendampingi, mengawasi, merawat dan melayani suami disamping mengasuh dan membimbing putera puterinya, berperan dominan dalam rumah tangga
Bahkan peran dan dominasi ibu inilah yang membuat tentram tidak tentram, nyaman tidak nyaman, harmonis tidak harmonis dalam lingkungan rumah tangga atau kluarga
Tidak heran kalau ada yang mengistilahkan ibu berperan bak pakunya rumah tangga yang mengendalikan arah jalanya rumah tangga atau dengan kata yang lebih mulia, ibu adalah tiang negara, artinya ibu ibu rusak, rusaklah negara itu, sebaliknya jika para ibu ibu itu baik, tegaklah negara itu !
Tepat atau tidak tepat, faktanya banyak para bapak dan anak anak banyak ketergantungan kepada ibunya
Kesimpulanya mustahal dan tidak mustahil jika bapak dan putera puterinya tidak tahu menahu isi hati ibu ibu ini
Jadi pa Jokowi harus sadar, bahwa jangan anggap remeh isi hati para ibu ibu sangat berpengaruh kepada hati bapak bapak dan putera puterinya
Dengan kata lain, ngintip WAG ibu ibu TNI POLRI lebih tepat dan akurat dibanding ngintip WAG bapak bapaknya / TNI POLRI nya
Lebih lanjut temuan ini perlu disadari dan dipahami oleh para elit negara, bahwa banyak hal perselingkuhan yang pada akhirmya akan ketahuan oleh sang isteri
Lebih konsisten lagi jika para elit negara mau meninggalkan sifat bersandar kepada finansial halal apalagi haram, yang diambil dari uang rakyat yang hidup keseharian harus berjibaku dengan kekurangan, ditambah naiknya beban hidup akibat tekanan tekanan aturan negara yang tidak jelas serta merangkak naiknya harga harga kebutuhan pokok sehari hari
Tolong, terutama teman teman DPR /D, tidak lupa dan tidak abai terhadap nasib rakyat yang pernah ikut andil memperjuangkanmu sehingga kalian berhasil ditempat atau kedudukan sekarang, dan tidak terlena dengan uang uang tak terduga yang anda terima
Nikmatilah rezeki itu dengan tidak melupakan tugas dan kewajiban terhadap aspirasi dan keluhan rakyatmu, niscaya hidupmu lebih berkah
Juga kepada saudara saudaraku TNI POLRI yang masih aktif, laksanakan segala tugas pokokmu dengan sebaik baiknya, jauhkan dari rasa lebih berkuasa, lebih berwenang, lebih bisa dan lebih tahu, karena pemikiran yang keliru menyimpang, selingkuh tidak konsisten dan tidak konsekwen akan merugikan dan membahayakan negaramu yang pada akhirmya juga merugikan dirimu sendiri
Bicara kebutuhan pokok tidak terlepas dengan minyak goreng, yang belakangan dirasakan sulitnya mendapatkan minyak goreng hingga lewat antrean, yang belakangan disinyalir itupun semakin sulit didapat karena adanya penimbunan dibeberapa tempat serta sistim distribusi yang dipersulit dan dimanfaatkan sebagai subsidi bagi yang mau vaksin
Akhirnya menjadi pertanyaan lagi terkait vaksin yang seolah diwajibkan bagi pemerintah sehingga menimbulkan kecurigaan bisnis melalui penganggaran yang dibengkakkan
*Preseden yang lebih buruk ketika terjadi pemaksaan kepemlikan tanah petani Wanoni, Wanakobe , Sulawesi Tenggara, yang dilakukan Kamis 3 Maret kemarin*
TNI POLRI yang mengawal dan mengamankan peristiwa ini tidak dapat berbuat banyak bisa menanganinya
Bahkan ada ibu ibu yang terpaksa buka baju sebagai simbol tekad untuk mempertahankan lahan kepemilikanya
Dapat diduga bahwa ini dari ulah cukong yang sudah melewati aturan tata kelola pertanahan
Kejadian ini mengingatkan perjuangan dan pembelaan Jendral Aktif Tumilaar yang berakhir di Puspomad sekarang, bijakkah ? Adilkah ?
Saya hanya mengingatkan dan menghimbau, agar elit negara tidak terjebak pada permainan jongos karena selembar martabak
*Sekali lagi, selayaknya saya mengingatkan dan menghimbau kepada elit negara untuk membuka mata, pikiran dan hati agar tidak terjadi jeruk yang lebih segar mematikan rasa jeruk lainya, dengan kata lain katakter elit negara kita masih dipengaruhi karakter jongos yang memperbudak bangsa sendiri dan lebih membela bangsa lain hanya karena seonggok martabak.
Oleh : Sugeng Waras