Ankara – Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan dan sejawatnya dari Amerika Serikat (AS) Antony Blinken pada Rabu membahas kondisi terbaru dari negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Mengutip Anadolu Agency, Rabu (21/8/24), dalam percakapan via telepon yang diminta oleh pihak AS, Fidan dan Blinken juga membahas perkembangan terbaru di kawasan itu, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki.
AS, Mesir, dan Qatar Ahad lalu mengumumkan menyusul perundingan gencatan senjata di Doha bahwa mereka telah menyampaikan kepada Israel dan Hamas apa yang mereka sebut sebagai “proposal penghubung” untuk lebih mempersempit “kesenjangan yang tersisa dalam cara yang memungkinkan implementasi kesepakatan yang cepat.”
Hamas mengecam usulan tersebut, dan mengatakan usulan itu hanya memenuhi kepentingan Netanyahu, termasuk penolakannya terhadap gencatan senjata permanen, penarikan pasukan sepenuhnya dari Gaza, dan desakannya untuk melanjutkan penjajahan di Persimpangan Netzarim (yang memisahkan utara dan selatan Jalur Gaza), perbatasan Rafah, dan Koridor Philadelphi.
Biden pada Mei mengatakan bahwa Israel mengajukan kesepakatan tiga tahap yang akan mengakhiri konflik di Gaza dan menjamin pembebasan sandera yang ditawan di daerah kantong pantai tersebut.
Rencana tersebut mencakup gencatan senjata, pertukaran sandera-tahanan, penarikan militer Israel dari Gaza, lonjakan bantuan, dan penghentian permusuhan secara permanen.
Israel hingga kini masih melanjutkan serangan brutalnya di Jalur Gaza menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Menurut Otoritas Palestina, konflik tersebut telah mengakibatkan lebih dari 40.170 kematian warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 92.740 cedera.
(Red/Sumber)