Yerusalem- Hamas menilai keputusan pemerintah Israel untuk mendanai kunjungan para pemukim ilegal Yahudi ke Masjid Al-Aqsa merupakan langkah “eskalasi berbahaya” yang dapat memicu perang agama.
“Keputusan pemerintah untuk mendanai “wisata Zionis” adalah eskalasi berbahaya yang berisiko memicu perang agama, “yang menjadi tanggung jawab pendudukan dan pendukungnya,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Anadolu Agency, Selasa (3/9/24).
“Pemerintah fasis ekstremis ini sedang bermain api, karena tidak peduli dengan akibat dari perilaku Zionis ini yang melanggar kesucian, status, dan identitas Masjid Al-Aqsa yang diberkahi di negara Arab dan Islam kita,” tambah pernyataan Hamas itu.
Pada Senin, lembaga penyiaran publik Israel KAN mengatakan kantor Menteri Warisan Israel Amichai Eliyahu, seorang menteri ekstremis yang dikenal anti Palestina akan mengalokasikan 2 juta shekel (USD543.256) untuk tur berpemandu, yang diharapkan akan dilaksanakan dalam beberapa pekan mendatang.
Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir mengatakan kepada Radio Angkatan Darat Israel pada Senin bahwa kebijakannya adalah “mengizinkan orang Yahudi untuk melaksanakan ibadah di dalam Temple Mount (Masjid Al-Aqsa),” dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengetahui kebijakannya sebelum membentuk pemerintahan koalisi.
Pengumuman ini muncul meski Netanyahu berulang kali mengklaim akan mempertahankan status quo di Masjid Al-Aqsa.
Status quo di Masjid Al-Aqsa adalah situasi yang ada sebelum Israel menduduki Yerusalem Timur pada tahun 1967, di mana Wakaf Islam Yerusalem, yang berafiliasi dengan Kementerian Wakaf Yordania, bertanggung jawab untuk mengelola urusan masjid.
Namun, pada 2003, otoritas Israel mengubah status ini dengan mengizinkan para pemukim memasuki Masjid Al-Aqsa tanpa persetujuan Wakaf Islam, yang menuntut diakhirinya serangan ini.
Ben-Gvir pada Senin mengklaim bahwa orang Yahudi memiliki hak untuk berdoa di Masjid Al-Aqsa, dan mengatakan dia akan membangun sinagoge di lokasi titik api tersebut.
Ini adalah pertama kalinya menteri Israel berbicara terbuka tentang pembangunan sinagog di dalam Masjid Al-Aqsa.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir ia telah berulang kali menyerukan agar orang Yahudi diizinkan beribadah di lokasi tersebut.
Seruannya itu muncul di tengah maraknya penyerbuan ke kompleks tersebut oleh pemukim ilegal Israel yang berada di bawah perlindungan polisi.
Masjid Al-Aqsa dianggap sebagai situs tersuci ketiga bagi umat Islam. Sementara umat Yahudi menyebut area tersebut sebagai Temple Mount, yang diyakini sebagai lokasi dua kuil Yahudi kuno.
(Red/Sumber)