Seoul – Dengan pengaruh militer China yang meningkat di Pasifik, AS memperkuat aliansi regionalnya dalam menghadapi ancaman nuklir dan misil Korea Utara.
Komando baru telah dibentuk di Pangkalan Udara Osan di wilayah Pyeongtaek, 65 kilometer selatan Seoul, ibu kota Korea Selatan.
Berbicara pada upacara yang diadakan untuk tujuan ini, Komandan USFK Paul LaCamera mengatakan bahwa komando baru tersebut akan meningkatkan kapasitas pertahanan Amerika Serikat.
“Semenanjung Korea dan Asia Timur Laut akan memastikan keamanan dan perdamaian. Berkat Korea, Angkatan Luar Angkasa AS akan dapat melakukan operasi dengan lebih baik yang dapat memengaruhi banyak area dalam aliansi dan bidang operasional Korea,” kata LaCamera seperti dikutip Anadolu Agency, Rabu (14/12/22).
“Ada ancaman eksistensial di utara kita”
Sementara itu, Komandan Indo-Pasifik Pasukan Antariksa A.S. Brigadir Jenderal Anthony Mastalir menyatakan bahwa komando baru tersebut mewakili komitmen Amerika Serikat terhadap kawasan Indo-Pasifik.
Senada dengan itu, Joshua McCullion, yang akan menjabat sebagai Komandan Pasukan Luar Angkasa AS di Korea, mengatakan akan ada ancaman di Utara wilayahnya.
“Ada ancaman eksistensial di utara kita. Ancaman yang harus kita siapkan untuk dicegah, dilawan, dan, jika perlu, dikalahkan,” katanya.
Kapasitas pencegahan aliansi Korea Selatan-AS akan didukung
Komando baru ini akan berfungsi sebagai Komando Pasukan Antariksa AS kedua yang bertugas di luar negeri.
Menurut pernyataan USFK, komando baru tersebut akan fokus pada operasi peringatan rudal, termasuk deteksi uji coba rudal balistik hampir secara real-time.
Kapasitas pencegahan aliansi Korea Selatan-AS, yang mencakup analisis, deteksi, dan pelacakan rudal yang diluncurkan dari berbagai titik, termasuk Korea Utara..
Sebagai bagian dari perjanjian pertahanan bersama yang ditandatangani pasca Perang Korea 1950-1953, diketahui lebih dari 28 ribu tentara AS ditempatkan di Korea Selatan.
(Red/Sumber)
