Oleh: Moh Naufal Dunggio
Aktivis dan Ustadz Kampung
Disetiap perhelatan Muktamar atau kongres atau apa saja semisal itu yg ditunggu orang banyak diluar organisasi itu adalah apa isi muatan poin² dalam rokumendasi itu. Berpihak pada rakyat (baca; umat) atau berpihak pada penguasa atau oligarki..? Ini bisa terbaca dari isinya nanti.
Maka dari itu disetiap komisi yg membidani rokumendasi berebutan orang ingin duduk didalamnya. Dan biasanya penguasa juga gak mau tinggal diam. Akan dipasang orang² dia di dalamnya jikalau organisasi itu terlalu seksi seperti Muhammadiyah ini. Dibikin isi rokumendasi jadi acak kadut yg isinya tidak merugikan penguasa.
Isinya datar² aja tidak menggigit.
Muhammadiyah BUKAN organisasi ANTI PEMERINTAH. Tapi bukan juga jadi pak nurut pada pemerintah. Antara Muhammadiyah dan pemerintah bagaikan sepasang sejoli yg saling melengkapi dalam kelebihan dan kekurangan. Dan jangan ditanya BAKTI Muhammadiyah pada negeri ini. Baktinya lebih tua dari umur negeri ini sejak di merdekakan. Jadi jangan usah ragu dengan Muhammadiyah. Siapapun ketua umumnya yg terpilih dia tidak akan berseberangan dengan pemerintah. Kalau tegur dan kritik secara membangun itu biasa.
Salah satu yg harus jadi rekomendasi di Muktamar ini adalah negara harus taat pada konstitusi sebagaimana Muhammadiyah. Kalau konstitusi sudah putuskan gak boleh ada 3 priode maka tidak boleh dilanggar. Kalau konstitusi bilang PEMILU harus setiap lima tahun maka HARAM kalau mau dirubah dengan dalil apapun.
Kalau mau tunda PEMILU karena alasan gak punya duit itu hanya akal²an aja, sama dengan akal²an seorang wanita di Bali baru² ini yg menerobos iring²an presiden sekedar mau jabat tangan dengan presiden.
Kelihatan Muhammadiyah akan punya NAKHODA BARU yg InsyaAllah akan mirip kharismanya dengan pak Kyai AR. FAKHRUDIN. Ada unsur halusnya dan ada unsur ketegasannya. Memang sunnah Nabi itu WAJIB atau KUDU memilih pemimpin yg tidak disukai rezim laknat. Akan lebih bergairah bila kepemimpinan pusat Muhammadiyah nanti perpaduan jago tua dan muda yakni Ayahanda ANWAR ABBAS dan jago mudanya yakni Ayahanda RIZAL FADILAH.
Itu perpaduan maut kedua ayahanda ini. Yang tua handal dalam sisi ekonominya dan yg muda handal dalam bidang informasinya alias kewartawanannya. Ini terobosan dan sikap baru bagi Muhammadiyah dalam menunjukkan jati dirinya.
Selamat bermuktamar. Nasrun Minallah wa Fathun Qoriib wa Basysyiril Mu’miniin.
Wallahu A’lam …