Aksi Buruh
Jakarta, PBSN – Ratusan ribu buruh dari berbagai serikat pekerja menggelar aksi besar-besaran dan secara bergelombang yang berpusat di kawasam Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat, Kamis 1 Mei 2025. Mereka menyampaikan sejumlah tuntutan kepada pemerintah untuk perbaikan dan kesejahteraan kaum buruh.
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), sebagai penggagas utama, mengusung enam tuntutan utama yang mencerminkan isu krusial dalam dunia ketenagakerjaan. Berikut adalah enam tuntutan tersebut berdasarkan informasi terkini:
Penghapusan Outsourcing: Buruh menuntut dihapuskannya sistem alih daya (outsourcing) karena dianggap menyebabkan upah murah, ketidakpastian kerja, dan minimnya perlindungan hak pekerja.
Upah Layak: Tuntutan ini menekankan penetapan upah minimum yang mencerminkan biaya hidup layak, agar pekerja dapat hidup sejahtera di tengah inflasi dan kenaikan harga kebutuhan pokok.
Pembentukan Satgas PHK: Buruh meminta pembentukan Satuan Tugas (Satgas) untuk mengawasi dan mencegah pemutusan hubungan kerja (PHK) massal sepihak, menyusul maraknya PHK sejak 2020.
Pengesahan RUU Ketenagakerjaan Baru: Buruh mendesak pemerintah dan DPR untuk mengesahkan RUU Ketenagakerjaan yang lebih pro-pekerja, melibatkan serikat pekerja dalam prosesnya, dan menghindari pendekatan seperti UU Cipta Kerja yang kontroversial.
Pengesahan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT): Tuntutan ini menyoroti perlunya perlindungan hukum bagi pekerja rumah tangga, yang selama ini rentan terhadap eksploitasi. RUU ini telah diperjuangkan selama 18 tahun.
Pengesahan RUU Perampasan Aset: Sebagai upaya pemberantasan korupsi, buruh mendesak pengesahan RUU ini untuk memungkinkan negara merampas aset koruptor, yang dianggap dapat mendukung keadilan sosial.
Momentum Peringatan: May Day 2025 diwarnai dengan aksi damai yang melibatkan lebih dari 1,2 juta buruh di 30 provinsi, dengan pusat kegiatan di Monas mulai pukul 09.30 WIB.
Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan hadir, menjadikannya presiden kedua setelah Soekarno yang menghadiri peringatan May Day secara langsung.
Kehadiran ini dianggap sebagai penghormatan terhadap peran buruh dalam pembangunan nasional. Aksi ini juga diisi dengan orasi, kegiatan sosial, dan penekanan pada solidaritas pekerja, dengan harapan pemerintah merespons tuntutan secara konkret.
Presiden KSPI Said Iqbal berharap enam tuntutan yang disampaikan kepada pemerintah akan ditanggapi Prabowo yang dijadwalkan akan hadir.
Sebanyak 95 persen buruh yang merayakan peringatan May Day 2025, mendukung kebijakan Prabowo.“ Bentuk sebuah pengharapan kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto agar bisa meningkatkan kesejahteraan buruh,” kata Said Iqbal.