Oleh: Moh. Naufal Dunggio
Putra Manado dan Ustadz Kampung
Bukan gampang mau bikin acara dengan jumlah yang banyak dan buka DOMPET DONASI INFAQ lagi untuk FREE PALESTINA di Manado. Mungkin orang membaca ini menganggap biasa aja kali jangan ke bawa perasaan (BAPER). Memang kalau acara seperti itu dilakukan di tanah jawa seperti Jakarta, Surabaya, Bandung atau kota-kota lain di pulau jawa atau Indonesia seperti Bekasi gak terlalu heran. Itu karena di tanah jawa umumnya masyarakat mendiaminya orang Islam. Dan pemerintahnya juga orang Islam. Jadi wajar bikin acara seperti itu dengan jumlah manusia yang banyak tapi ini di Manado Bos. Ane sebagai putra Manado juga bisa heran dan takzub. Hanya kalimat yang keluar dari mulut KOQ BISA.
Saat video dan foto peristiwa acara FREE PALESTINA dikirim oleh salah satu STAF GUBERNUR OLLY DONDOKAMBEY akan kegiatan itu kebetulan staf tersebut waktu kecil sekelurahan dengan ane di Manado, ane anggap itu hal yang biasa aja. Tapi saat mau shalat ashar ane seperti gelisah karena ada dorongan dari hati dengan mengatakan bahwa apakah kau tidak respek dengan acara itu sampai mengumpulkan uang kurang lebih sebanyak 400 juta. Ini daerahmu lho yang saat CAPRES PDIP ke Manado disambut dengan bendera ISRAEL. Dan juga masyarakat YAHUDI di Indonesia kebanyakan ada di MANADO. Coba cari SINAGOG ada gak di daerah lain, cuma ada di Manado.
Sekali lagi bukan gampang Umat Islam Manado akan bikin acara itu. Apalagi Gubernur dan Walikota dari PDIP. Kalau bukan UMARA (PEMERINTAH) berhati lembut sudah pasti acara tadi malam itu tidak akan terjadi. Ingat, konflik Palestina udah puluhan tahun dan pemerintah udah berganti-ganti tapi baru kali ini ada acara FREE PALESTINA. Pasti orang membaca bahwa ini pemerintah hanya mau mengambil hati Umat Islam karena mau dekat PEMILU. Oh tidak Gestavo. Hanya orang-orang yang berhati MULIA akan mengadakan acara seperti itu. Apalagi dia bukan muslim. Apakah ada daerah lain yang muslim minoritas telah atau pernah melakukan acara seperti itu. Ingat, jadi Umara di Manado hampir sama persis jadi Umara diJALUR GAZA. Sedikit ada gesekan antar agama pasti membara. Tapi alhamdulillah orang Manado bukan kaum beragama sumbu pendek.
Hanya pemimpin yang berhati mulia yang bisa jadi pemimpin di Manado. Gubernur dan wakil dari PDIP dan begitu juga Walikota dan wakil juga dari PDIP dan orang CINA lagi. Mereka berdua harus selalu membagi hatinya jadi dua supaya tidak terkesan memihak salah satu agama. Padahal kedua pemimpin ini taat dengan iman nasraninya kalau orang Manado bilang karas dengan Kristennya. Tapi walau begitu mereka sebelum jadi pejabat banyak berteman dengan orang Muslim. Seperti Gubernur OLLY, beliau besar di tengah-tengah pemukiman Muslim. Banyak dari teman-teman SDnya orang Islam yang sekarang diangkat jadi orang beliau. Cuma sayang Gubernur ini udah dua kali menjabat. Semoga penggantinya lebih baik dari ini dalam berhubungan dengan Islam atau lebih baik dari ini.
Manado membutuhkan pemimpin seperti itu kalau gak maka akan jadi kayak di jalur Gaza. Walaupun di jalur Gaza bukan konflik agama tapi tetap juga bersinggungan dengan agama disana karena yang menjadi korban yang paling besar UMAT ISLAM. Memang Yahudi Israel ini semuanya dia sapu yang tidak mau mrndukung dia. Banyak juga gereja dan kaum nasrani yang jadi korban pemboman Yahudi Israel tapi udah pasti yang terbanyak Umat Islam.
Semoga kedepan konflik-konflik seperti ini tidak terjadi lagi. Apalagi di negara kita Indonesia. Terutama di daerah tempat kelahiranku Manado. Kalau Manado meledak konflik agama maka bubar Indonesia. Semoga tidak terjadi. Na’udzubillah Mindzalik.
Torang semua basudara dan torang semua hamba Tuhan.
Wallahu A’lam …