Jakarta – Ketua Umum Forum Wartawan Jakarta (FWJ) Indonesia, Mustofa Hadi Karya mengatakan, Indonesia banyak mengalami kerugian besar dalam mengatur subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi utamanya jenis solar.
Kata dia, lonjakan industri makro serta kebutuhan infrastruktur jalan kerap menggunakan solar bersubsidi.
“Disinilah tercium para pebisnis kongkalikong dengan para pelaku usaha ilegal solar bersubsidi,” ujar Mustofa Hadi Karya yang biasa disapa Opan di Jakarta, Jum’at (11/3/22).
Kata dia, modus kejahatan yang tidak kentara secara kasat mata sering ditemui di lapangan.
“Yakni, para mafia solar menyedot solar bersubsidi dari SPBU, mereka merakit kendaraan roda 4, 6 hingga roda 8 dengan menjadikan body bagian tengah berwujud tangki berukuran jumbo yang mampu memuat lebih dari 600 liter, bahkan sampai 8 ton,” ujarnya lagi.
“Hasil investigasi kami dapatkan kendaraan oknum nakal solar bersubsidi dimodifikasi menggunakan tabung besar di dalam kendaraannya, mereka merakitnya, sehingga kalau dilihat kasat mata tak mencurigakan, akan tetapi dalam pengisian di SPBU jika kita amati normalnya kendaraan roda 4 mengisi lebih dari 5 menit. Begitu juga kendaraan beroda 6 dan roda 8,” sambung Opan.
Dia juga mengatakan, berdasarkan hasil investigasinya tersebut praktek ilegal itu ramai terjadi di wilayah Jakarta Utara, Bekasi Kota, Bekasi Kabupaten, Karawang, Cianjur, Purwakarta, Kabupaten Bogor, Tangerang, Bandung, Cirebon, Subang dan Banten.
“Jika hal itu dibiarkan terus menerus, maka negara akan mengalami kerugian besar,” ulasnya.
Kejahatan terorganisir yang dilakukan para mafia solar kata dia, tidak terlepas dari kurangnya pengawasan Kementerian BUMN, Pertamina dan aparat kepolisian.
“Pengawasannya kurang, atau memang ada oknum-oknum dari instansi, BUMN, pemilik SPBU, dan aparat yang bermain mata. Kalau memang itu terjadi, ini gelombang panas dan harus ditindak tegas,” jelasnya.
(Beb)