Istanbul – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, mengatakan bahwa Turki akan terus berupaya keras mendukung perjuangan Palestina karena dia yakin membela Yerusalem berarti membela kemanusiaan, perdamaian, dan menghormati perbedaan keyakinan.
“Masjid Al-Aqsa di Yerusalem semakin banyak menghadapi pelecehan, dan identitas kota kuno itu dikikis oleh Israel selangkah demi selangkah,” kata Erdogan dalam pidatonya di Platform Antar-Parlemen Yerusalem.
“Nenek moyang saya telah memberikan pelayanan kepada Yerusalem selama 400 tahun, warisan nenek moyang kami tidak dapat dihapuskan,” tegas Erdogan seperti dikutip Anadolu Agency, Jum’at (26/4/24).
Erdogan menambahkan bahwa siapa pun yang mencari “firaun modern tidak perlu mencari jauh-jauh, lihat saja mereka yang tanpa ampun telah membunuh 35.000 warga Palestina dalam 203 hari terakhir.”
“Netanyahu, seperti penjahat sebelumnya, telah menorehkan namanya dalam sejarah dengan nama yang sangat memalukan sebagai penjagal orang-orang Gaza,” tambah Erdogan.
Presiden Turki juga mengatakan warga Palestina di Gaza telah melakukan perlawanan selama 203 hari meski ada banyak rintangan.
“Tidak ada yang bisa mengharapkan kita untuk tetap diam dalam menghadapi genosida,” katanya lagi.
“Kami akan terus memandang saudara-saudara kami Hamas, yang mempertahankan tanah air mereka dari penjajah, sebagai gerakan Perlawanan Nasional Palestina,” sambungnya.
Erdogan lebih lanjut mengatakan bahwa Turki merupakan satu-satunya negara yang menerapkan pembatasan ekspor terhadap Israel dalam 54 jenis produk.
Dia mengungkapkan bahwa negaranya juga berada di garis depan dalam memberikan bantuan ke Gaza.
Dia menyebut bahwa sejak 7 Oktober, dan Turki telah mengirimkan 50.000 ton bantuan kemanusiaan dengan 13 pesawat, 9 kapal.
Presiden Turki juga mengatakan bahwa dukungan militer dan diplomatik tanpa syarat dari pemerintah AS kepada Israel tidak akan memberikan kontribusi terhadap solusi di kawasan, dan malah memperburuk masalah.
“Meskipun 35.000 orang dibunuh tanpa ampun di Gaza, persetujuan paket bantuan militer senilai USD25 miliar ke Israel oleh Senat AS adalah indikasi paling jelas mengenai kondisi buruk ini,” imbuhnya.
Dia menyatakan bahwa jika suatu pembahasan menyangkut Israel, “nilai-nilai Barat termasuk kebebasan, demokrasi, supremasi hukum, kebebasan berekspresi, berpikir dan pers telah dilupakan dan segera dikesampingkan.
Presiden Turki juga memuji Liga Parlemen Yerusalem sebagai suara global dan nafas perjuangan Palestina.
(Red/Sumber)