Edinburgh – Pemimpin Skotlandia Humza Yousaf mengulangi seruannya kepada pemerintah Inggris untuk menunda penjualan senjata ke Israel menyusul pembunuhan pekerja kemanusiaan oleh tentara Israel di Jalur Gaza.
“Dengan tidak menghentikan penjualan senjata ke Israel, Inggris berada dalam bahaya karena terlibat dalam pembunuhan warga sipil tak berdosa,” kata Yousaf memperingatkan dalam suratnya untuk Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak seperti dikutip Anadolu Agency, Jum’at (5/4/24).
Menyebut dia pernah meminta pemerintah pada Januari untuk melarang izin ekspor senjata Inggris ke Israel, PM Skotlandia mengatakan dirinya belum menerima tanggapan apapun.
“Anda tidak mengambil tindakan apa-apa, meskipun jumlah korban tewas terus bertambah,” imbuh dia.
Yousaf melontarkan kritikan terbarunya setelah tujuh staf World Central Kitchen (WCK) tewas dalam serangan Israel pada Senin di Jalur Gaza.
Mereka adalah warga negara Australia, Polandia, Inggris dan Palestina serta warga negara ganda AS-Kanada.
Menyusul serangan yang ditargetkan tersebut, WCK mengatakan pihaknya menghentikan operasinya di wilayah tersebut.
Serangan ini telah menimbulkan peringatan internasional, dan banyak yang mengecamnya dan menuntut penyelidikan komprehensif.
Mengacu pada pernyataan Sunak setelah serangan Israel itu, yang menyerukan penyelidikan, Yousaf mencatat bahwa lebih dari 190 pekerja kemanusiaan tewas di Gaza sejak awal konflik.
“Tanpa ada akhir yang terlihat, tidak ada pertanggungjawaban, dan sedikit atau tidak ada tanda-tanda Israel mematuhi keputusan Mahkamah Internasional atau resolusi Dewan Keamanan PBB baru-baru ini,” ujar dia.
Yousaf mengatakan pemerintah Inggris juga terus mengizinkan perusahaan-perusahaan Inggris mempersenjatai Israel meski faktanya tentara Israel telah membunuh perempuan, anak-anak dan pekerja bantuan serta membom rumah sakit, sekolah dan kamp pengungsi.
“Saya telah berulang kali mengatakan bahwa Israel mempunyai hak untuk membela diri dan menyerukan agar para sandera dibebaskan. Namun, saya yakin bahwa tindakan Israel sudah lama melampaui respons yang sah,” kata Yousaf.
“Cukup sudah. Pemerintah Israel harus dimintai pertanggungjawabannya,” tukas dia.
(Red/Sumber)