Baku – Komisi Negara Warga Negara Tawanan, Orang Hilang, dan Penyanderaan Republik Azerbaijan, menyatakan bahwa provokasi terhadap keutuhan wilayah Azerbaijan dapat dicegah pada tanggal 12-13 September.
Akibatnya, pernyataan itu menunjukkan bahwa Azerbaijan menunjukkan komitmennya terhadap hukum humaniter internasional.
“Gencatan senjata diserukan untuk Armenia dan mayat sekitar 100 tentara Armenia yang tewas siap untuk diserahkan secara sepihak ke pihak lain,” bunyi pernyataan itu seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (14/9/22).
Tercatat bahwa Komite Internasional Palang Merah juga diberitahu tentang masalah ini.
Sebagaimana diketahui bahwa bentrokan sengit yang melibatkan Militer kedua negara terjadi di perbatasan Azerbaijan-Armenia.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengumumkan bahwa pada malam 12 September dan pagi hari 13 September, tentara Armenia melakukan provokasi besar-besaran ke arah perbatasan dengan Azerbaijan ke arah Dashkesen, Kelbajar, Lachin dan Zangilan.
Beberapa posisi dan tempat perlindungan tentara Azerbaijan di perbatasan diserang dengan senjata berkaliber berbeda, termasuk peluru mortir, dan tentara Azerbaijan kehilangan 50 martir dalam serangan itu.
Oleh karenanya, Tentara Azerbaijan membalas dengan membungkam titik tembak Angkatan Bersenjata Armenia dan mencegah perluasan konflik, dan kerugian besar menimpa pasukan Armenia.
(Red/Sumber