Berlin – Para pemimpin negara-negara Kelompok G7 telah berjanji untuk mengumpulkan USD 600M (miliar) dana swasta dan publik selama lima tahun untuk membiayai infrastruktur di negara-negara berkembang dan melawan proyek Sabuk dan Jalan China (OBOR red), yang memakan biaya sebesar triliunan dolar.
Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin G7 lainnya mengesahkan kembali Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global pada hari Ahad pada pertemuan tahunan yang diadakan tahun ini di Schloss Elmau, Jerman Selatan.
“Negara-negara berkembang sering kekurangan nfrastruktur penting untuk membantu menavigasi guncangan global, seperti pandemi, sehingga mereka merasakan dampaknya lebih kuat dan mereka lebih sulit pulih,” kata Biden seperti dikutip doxtimes, Senin (27/6/22).
“Itu bukan hanya masalah kemanusiaan, ini masalah ekonomi dan keamanan bagi kita semua,” tambahnya.
Mengatakan bahwa Amerika Serikat akan memobilisasi USD 200 miliar dalam bentuk hibah, dana federal, dan investasi swasta selama lima tahun, guna untuk mendukung proyek-proyek di negara berpenghasilan rendah dan menengah, yang membantu mengatasi perubahan iklim, meningkatkan kesehatan global, kesetaraan gender, dan infrastruktur digital.
Baca juga: Pemimpin Eropa ke Ukraina, Mengharapkan Keanggotaan Uni Eropa
“Saya ingin menjadi jelas. Ini bukan bantuan atau amal. Ini adalah investasi yang akan memberikan hasil bagi semua orang,” kata presiden Amerika Serikat itu, seraya menambahkan akan memungkinkan negara-negara untuk “melihat manfaat yang nyata dari bermitra dengan demokrasi”.
Biden mengatakan ratusan miliar dolar tambahan didapat dari bank pembangunan multilateral, lembaga keuangan pembangunan, dana kekayaan negara dan lainnya.
Rencananya Eropa akan memobilisasi 300 miliar euro untuk prakarsa selama periode yang sama guna membangun alternatif berkelanjutan untuk skema Inisiatif Sabuk dan Jalan China, kata Presiden Komisi Eropa Ursala on der Leyen pada pertemuan itu.
Sabuk dan Jalan China diluncurkan oleh Presiden China Xi Jinping pada tahun 2013. Skema investasi China termasuk pengembangan dan program di lebih dari 100 negara yang berutujuan untuk menciptakan jalur perdagangan Jalur Sutra kuno dari Asia ke Eropa versi modern.
Tetapi Pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa rencana China hanya memberikan sedikit manfaat bagi banyak negara berkembang, dan menjebak negara-negara penerima dalam utang dan dengan investasi yang lebih menguntungkan Chian daripada negara mereka.
Biden menyoroti beberapa proyek unggulan mereka, termasuk pengembangan tenaga surya sebesar USD 2 miliar di Angola.
Washington, bersama dengan anggota G7 dan Uni Eropa, juga akan memberikan bantuan teknis sebesar USD 3,3 juta kepada Institut Pasteur de Dakar di Senegal dalam mengembangkan fasilitas manufaktur multi-vaksin skala industri di negara itu, yang pada akhirnya dapat menghasilkan vkasin Covid-19 dan vaksin lainnya.
Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) juga akan memberikan sumbangan hingga USD 50 juta selama lima tahun ke Dana Insentif Penitipan Anak global Bank Dunia.
(Red/Sumber)