Jakarta – Wakil Ketua Umum Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Didi Iskandar Aulia menilai awan hitam yang diakibatkan tekanan eksternal akan membayangi industri konstruksi pada 2023.
Hal itu ditengarai belum adanya penawaran tender proyek infrastruktur dari pemerintah meskipun saat ini telah memasuki bulan November.
Padaha kata dia, sebelum akhir tahun, pada umumnya pemerintah telah melakukan lelang sejumlah proyek infrastruktur.
Menurutnya, hal itu terjadi karena adanya proyeksi akan terjadinya resesi pada tahun depan, sehingga telah mengurangi jumlah proyek yang ada.
“Pasti ada tekanan, saya tidak tahu berapa besar tapi saya rasa ada tekanan,” ujarnya seperti dilansir Bisnis, Selasa (8/11/22).
Di sisi lain, masuknya tahun politik pada 2023 telah menambah tekanan pada sektor konstruksi.
Alasannya adalah pemerintah akan memperketat struktur anggarannya dan sangat memilih proyek-proyek yang akan dikerjakan pada 2023.
Dia menambahkan, fokus pemerintah pada proyek-proyek infrastruktur yang telah berjalan dan tidak memulai proyek baru berdampak cukup besar terhadap badan usaha konstruksi.
Proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang dinilai tidak dapat mengkompensasi kue yang hilang untuk badan usaha konstruksi.
Sementara itu, arah pemerintah untuk lebih menggenjot program padat karya pada 2023 juga akan semakin mengurangi kue dari badan usaha konstruksi.
“Kalau padat karya hasilnya jelas, hasil capainnya jelas, cuma kan pajaknya tidak ada, kalo swakelola tidak ada pajaknya,” jelasnya.
(Red/Sumber)