Oleh : Moh. Naufal Dunggio
Aktivis dan Ustadz Kampung
Pilkada telah berakhir dan perhitungan suara hampir selesai. Ada yang kelihatan menjadi penenang sehingga udah mulai konvoi kemenangan ada yang sebaliknya. Mencari cara membatalkan satu putaran. Dan menghendaki ada dua putaran supaya bisa lebih intens bisa bagi-bagi sembako menyogok rakyat agar jagoannya bisa menang seperti di PILPRES kemarin.
Contohnya PILKADA di Jakarta. Rezim lama yang dikomandoi Jokowi. Sepertinya agak gerah dia jagoannya kalah telak dalam satu putaran. Jika Pramono dan Doel menang maka pupus sudah peluang mau cari kerja untuk anak bungsunya. Maka dia berusaha mati-matian dengan mempengaruhi KPUD Jakarta agar PILKADA Jakarta dibikin dua putaran.
Ini kalau KPUD Jakarta tetap ngotot dan paksakan dua putaran maka akan menimbulkan pembrontakan di masyarakat dan akan menimbulkan konflik horisontal antar sesama warga atau warga dengan aparat. Rezim lama yang di motori Jokowi alias Mulyono lagi merasa di atas angin karena dia masih merasakan Prabowo adalah anak buahnya.
Jokowi udah gak punya rasa malu lagi. Lepas sebagai presiden derajatnya bukan naik sampai kejenjang International tapi malah turun jadi JURKAM. Yah mau naik jadi sekjen PBB gak mutu bahasa Inggrisnya masih level dasar. Di dasar laut Atlantik. Mau ditunjuk yang berbau luar negeri tapi hanya kuasai bahasa jawa. Yah jadi pendukung anak-anaknya dan menantu di PILKADA aja. Maka dari itu Jokowi gak malu-malu lempar-lempar kaos dari atas mobil dia merasa seperti masih jadi presiden kemarin.
Rakyat di Jakarta tidak lagi terpengaruh dengan SOGOKAN SEMBAKO dari Jokowi dan antek-anteknya. Justru yang jadi lucu kekalahan Ridwan Kamil dan Sarwono (dari PKS) kekalahan Ridwan Kamil yang disalahkan ANIES BASWEDAN. DIbilang di akhir-akhir kampanye saat minggu tenang Abah Anies bergerilya agar rakyat memilih Pram-Doel. Tapi mereka PKS gak melihat Prabowo di minggu tenang mengeluarkan pernyataan dalam bentuk tulisan tangan yang juga diendors oleh aktris RAFFI AHMAD agar memilih Ridwan Kamil dan Sarwono. Memang benar apa yang dikatakan Pak Mahfud MD, MALAIKAT KALAU UDAH GABUNG DAN MASUK DENGAN REZIM PASTI JADI SYAITAN.
Terus dan teruslah rezim lama yang diketuai Jokowi berbuat sesuka hatinya. Mumpung rakyat belum berani protes karena polisi masih di belakangnya. Kan KAPOLRI bekas ajudannya. Tunggu aja sampai kesabaran rakyat habis. Ini hanya ISTIDRAJ aja.
BRAVO PRAM-DOEL
VIVA PRAM-RANO
Wallahu A’lam …