Oleh : Ahmad Daryoko
Koordinator INVEST.
Antara 2011-2014 penulis berkantor di bilangan Cawang – Jakarta Timur. Disitu berkantor juga para mantan petinggi militer (yang ngerti intelijen negara). Dan saat itu banyak cerita “hingar bingar” perjalanan Walikota Solo menuju DKI 1 dan potensi naik tahta menjadi RI 1 (sebut saja sebagai Calon “Karbitan”).
Dimulai dengan cerita bahwa saat itu (sekitar 2011) AS/CIA ingin sekali tangkap Ustadz Abu Bakar (ABB) yg bermukim di Ngruki (pinggiran Solo) yang di curigai terlibat “bom” Bali. Kebetulan saat itu Wali Kota Solo nya adalah Jokowi. Singkat cerita (menurut para mantan Jenderal yg berkantor di Cawang itu juga), kemudian Presiden SBY tlp ke Jokowi agar memfasilitasi tempat untuk group CIA itu dalam rangka tangkap ABB. Dan mulai saat itulah (sekitar 2011-2013) sang Walkot Solo itu akrab dengan jajaran “telik sandi” AS tersebut bahkan dengan Menlu AS Condolizarice dan penggantinya Hillary Clinton pun akhirnya sangat akrab dengan nya, karena dua kali datang ke Solo guna kontrol pelaksanaan penangkapan ABB. Kebetulan saat itu AS lagi mencari siapa pengganti SBY untuk menjadi Presiden RI pada 2014 ? (Karena SBY tidak bisa lagi menjadi Capres untuk yang ketiga kalinya). Dan mereka berpikir ya sudah Walikota Solo itu saja sebagai ganti SBY, toh sudah menunjukkan “loyalitas” untuk menangkap ABB ?
Singkat cerita pihak-pihak terkait setuju dengan usulan CIA diatas. Dan mulai saat itu sang Walkot Solo itu di “treatmen” dengan berita-berita besar oleh AS misalnya mendapat hadiah Pulitzer sebagai Walikota terbaik Dunia 2012 , berhasil membuat mobil ESEMKA di Solo, serta “event-event”/prestasi dunia yang lain yang otomatis di “blow up” oleh media massa lokal Indonesia semacam Kompas, Tempo, Gatra dll ! Sehingga Sang Walkot Solo tersebut menjadi sangat terkenal di Indonesia ! Setelah itu di lakukan “tracking” secara merangkak, yaitu setelah menjadi Walkot Solo kemudian menjadi Gubernur DKI dan kemudian menjadi RI 1. Semua atas inisiatif AS/CIA dengan pengerahan Pers secara besar-besaran !
Namun saat berhasil menjadi RI 1, dan saat itu Luhut Binsar Panjaitan sempat melapor ke AS atas keberhasilan mengorbitkan sang Walkot Solo menjadi RI 1, tiba-tiba Megawati memaksa memindahkan “kiblat” nya dari AS ke China ! Disinilah AS “tergelincir” di Indonesia mulai 2014. Dan mulai saat itu mulailah Investasi secara besar besaran dari China ! Kalau di PLN, seperti hadirnya Investor besar IPP (“Independent Power Producer”) seperti Shenhua, Huadian, Chengda, Shinomach, CNEEC, Harbin dll.
FREEMASONRY SBG STRATEGY BARU !
Namun sepertinya untuk langkah berikutnya, mereka (kekuatan Aseng maupun Asing) ini sadar bahwa untuk “menaklukkan” Indonesia ini mereka mesti bersatu dalam konsep “Freemasonry”. Sehingga “daging” nya ekonomi seperti Sektor Ketenagalistrikan ini harus mereka garap bareng-bareng atau “PESTA BERSAMA” !
KESIMPULAN :
Untuk PLN kedepan akan semakin berat, karena Komunis dan Kapitalis telah ber konspirasi (bersatu) dalam “Freemasonry” untuk “merampok” PLN !
Sementara Keluarga Besar PLN belum satu Visi sebagaimana di inginkan para “Founding Fathers” yaitu Visi Etatisme, khususnya Mr. Kasman Singodimedjo (Menteri Kehakiman pertama dari Masyumi dari Pemerintahan Soekarno-Hatta) yang ber Visi Islam “Ta’jul Furudz”. Yang menginginkan Kelistrikan dikelola secara “Infrastruktur” dibawah PLN yang ber orientasi “Benifit Oriented” . Dan bukan “Commercial Oriented” (seperti saat ini) yang diserahkan ke Shenhua, Huadian, Chengda, Chinadatang, Shinomach, CNEEC , JK, Luhut, Erick Tohir, Sandi Uno dll pada sisi Pembangkit nya, serta operasional jaringan Ritail dikelola oleh Dahlan Iskan, Tommy Winata,James Riady, Prayogo Pangestu serta Taipan 9Naga yang lain. Yang akhirnya terjadi Pasar Bebas Kelistrikan atau MBMS (“Multy Buyer and Multy Seller”) yang memakan subsidi awalnya Rp 100,2 T saat dimulainya MBMS (2010) dan akhir tahun 2023 diperkirakan akan berada di angka Rp 300T.
APA YANG HARUS KITA LAKUKAN ?
PILIH CALON PRESIDEN YANG BER IDEOLOGI “ETATISME”/”TA’JUL FURUDZ” !!
ALLOHUAKBAR !!
