Libreville – Mantan Presiden Gabon Ali Bongo, yang digulingkan oleh militer pekan lalu, dibebaskan untuk bepergian ke luar negeri jika dia mau setelah presiden transisi memberinya kebebasan pada hari Rabu.
“Mengingat kondisi kesehatannya, mantan presiden Republik, Ali Bongo Ondimba, bebas bepergian,” kata Kolonel Ulrich Manfoumbi, juru bicara Komite Transisi dan Pemulihan Lembaga (CTRI), di televisi nasional seperti dikutip Anadolu Agency, Kamis (7/9/23).
“Dia dapat bepergian ke luar negeri jika ingin melakukan pemeriksaan kesehatan,” tambahnya, saat membacakan pernyataan Presiden transisi Jenderal Brice Oligui Nguema.
Pekan lalu, sekelompok perwira senior militer Gabon muncul di televisi nasional dan mengumumkan bahwa mereka telah merebut kekuasaan dan menjadikan Presiden Bongo sebagai tahanan rumah.
Langkah ini dilakukan tak lama setelah Komisi Pemilihan Umum Gabon mengkonfirmasi bahwa Presiden petahana Bongo secara resmi memenangkan masa jabatan ketiga sebagai presiden dengan 64,27 persen suara.
Jenderal Nguema dilantik pada Senin sebagai kepala negara transisi negara tersebut.
Bongo, yang menderita stroke serius pada bulan Oktober 2018 yang membuatnya mengalami gangguan fisik, khususnya kesulitan menggerakkan kaki dan lengan kanannya, telah berkuasa selama lebih dari satu dekade.
Kebebasannya ditengahi oleh Presiden Republik Afrika Tengah, Faustin-Archange Touadera, yang bertemu Nguema di ibu kota Libreville pada hari Selasa sebagai utusan blok Komisi Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Tengah (ECCAS).
Laporan mengindikasikan bahwa Bongo dapat melakukan perjalanan ke Maroko, Arab Saudi atau Inggris.
ECCAS pada Senin menangguhkan keanggotaan Gabon setelah kudeta, tetapi masa depan Bongo, yang menjabat sebagai ketua blok tersebut hingga pemecatannya, dibahas dalam diskusi antara Touadera dan Nguema.
(Red/Sumber)