Yerusalem – Tentara Israel, yang telah menjatuhkan bom di Gaza sejak 7 Oktober, telah menargetkan fasilitas kesehatan dan karyawan di wilayah tersebut.
Mengutip Anadolu Agency, Rabu (17/7/24), sistem layanan kesehatan di Gaza, yang hancur akibat serangan Israel, telah runtuh. 23 dari 36 rumah sakit di wilayah tersebut tidak berfungsi.
Menurut data PBB, lebih dari 500 petugas kesehatan telah kehilangan nyawa mereka di Gaza akibat serangan Israel yang berlanjut sejak 7 Oktober.
Banyak dokter spesialis di antara para profesional kesehatan yang kehilangan nyawa.
Disebutkan bahwa tentara Israel yang berulang kali menargetkan banyak fasilitas kesehatan di Gaza, khususnya Rumah Sakit Şifa, melakukan serangan tersebut dengan sengaja.
Beban rumah sakit lainnya semakin bertambah dari hari ke hari, karena banyak dari rumah sakit tersebut yang tidak dapat melayani layanannya.
Terdapat kekurangan obat-obatan yang serius di rumah sakit di wilayah tersebut karena serangan yang telah berlangsung selama sekitar 10 bulan dan pembatasan Israel terhadap masuknya bantuan ke Gaza.
Banyak berita yang muncul di media yang menunjukkan bahwa anggota tubuh anak-anak yang terluka dalam serangan itu diamputasi tanpa anestesi.
Dalam serangan yang dilakukan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, 38 ribu 713 warga Palestina, termasuk sedikitnya 15 ribu 694 anak-anak dan 10 ribu 279 wanita, tewas dan 89 ribu 166 orang luka-luka.
(Red/Sumber)