Washington – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken bertolak ke Mesir untuk menghadiri Dialog Strategis AS-Mesir dan membahas upaya untuk mencapai gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan Gaza.
Blinken akan menjadi ketua bersama pembukaan Dialog Strategis AS-Mesir dengan Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty.
“Dialog tersebut bertujuan untuk memperkuat hubungan bilateral dan memperdalam pembangunan ekonomi,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (18/9/24).
“Selain menjadi ketua bersama dialog strategis, Sekretaris akan bertemu dengan pejabat Mesir untuk membahas upaya yang sedang berlangsung untuk mencapai gencatan senjata di Gaza yang menjamin pembebasan semua sandera, meringankan penderitaan rakyat Palestina, dan membantu membangun keamanan regional yang lebih luas,” tambah dia.
Kunjungan Blinken ke Timur Tengah yang ke-10 itu sejak 7 Oktober tahun lalu, dilakukan saat AS, bersama Qatar dan Mesir, berupaya mengamankan gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera antara Israel dan Hamas.
Presiden AS Joe Biden pada 31 Mei mengatakan bahwa Israel mengajukan kesepakatan tiga tahap yang akan mengakhiri permusuhan di Gaza dan menjamin pembebasan sandera yang ditawan di Gaza.
Rencana tersebut mencakup gencatan senjata, pertukaran sandera-tahanan, penarikan militer Israel dari Gaza, lonjakan bantuan, dan penghentian permusuhan secara permanen.
AS, Mesir, dan Qatar pada 16 Agustus mengajukan proposal untuk menjembatani kesenjangan dalam pertukaran tahanan. Namun, para pengamat berpendapat bahwa penolakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menarik diri dari Koridor Philadelphi, wilayah perbatasan strategis antara Gaza dan Mesir, telah mempersulit potensi kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas.
Hamas terus menuntut penarikan penuh tentara Israel dari daerah kantong itu dan kembalinya warga Palestina yang mengungsi ke rumah mereka.
Sementara pejabat AS mengatakan bahwa 90 persen persyaratan gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan Gaza telah disepakati, namun Netanyahu menolak pernyataan mereka bahwa kesepakatan sudah dekat.
Israel melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sejak serangan 7 Oktober tahun lalu oleh kelompok Palestina Hamas yang menewaskan 1.139 orang dan menyebabkan penyanderaan sekitar 250 orang, menurut angka-angka Israel.
Sejak itu, lebih dari 41.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah terbunuh dan hampir 94.400 terluka, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Israel saat ini menahan setidaknya 9.500 tahanan Palestina, sementara diperkirakan ada 101 sandera Israel yang ditahan di Gaza, yang jumlahnya tidak diketahui dan diyakini telah terbunuh saat ditawan.
(Red/Sumber)