Ankara – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Turki (AFAD) Yunus Sezer mengatakan bahwa hingga Ahad (26/2/23) tercatat 44.374 orang tewas akibat gempa kuat yang mengguncang selatan Turki pada 6 Februari lalu.
Dua gempa berkekuatan M 7,7 dan 7,6 berpusat di Kahramanmaras dan melanda 10 provinsi lainnya yakni ; Adana, Adiyaman, Diyarbakir, Elazig, Hatay, Gaziantep, Kilis, Malatya, Osmaniye, dan Sanliurfa.
Kata dia, lebih dari 13 juta orang terkena dampak gempa dahsyat tersebut.
Beberapa negara di kawasan itu, termasuk Suriah dan Lebanon, juga merasakan getaran kuat dalam waktu kurang dari 10 jam.
Dia juga mengatakan bahwa operasi pencarian dan penyelamatan telah selesai di sekitar 21.000 bangunan, dan mereka kini sedang fokus pada pembersihan puing.
“Setidaknya 9.900 gempa susulan tercatat sejak dua gempa besar tersebut,” kata Sezer seperti dikutip Anadolu Agency, Senin (27/2/23).
“Lebih dari 230.000 personel saat ini bekerja di lapangan,” tambah dia.
Dia menuturkan bahwa ucapan belasungkawa mengalir dari seluruh dunia yang mengungkapkan solidaritas dengan Turki dengan banyak negara juga mengirimkan tim penyelamat dan bantuan.
“1.180 personel tim SAR internasional masih membantu kegiatan bantuan kemanusiaan di Turkiye,” imbuh Sezer.
Bantuan kemanusiaan dan tenda dikirim ke wilayah tersebut dengan 116 helikopter dan 78 pesawat.
“Kami mengirim rata-rata lebih dari 10.000 tenda ke daerah setiap hari, dan kami mengirimkannya ke pelosok paling terpencil. Saat ini kami memiliki 287 kota tenda di wilayah tersebut,” kata Sezer.
Ditambahkan bahwa lebih dari 1,5 juta orang terdampak bencana ditampung di tenda, rumah kontainer, dan wisma di daerah bencana.
“563.000 orang telah dipindahkan ke luar daerah bencana,” tutupnya.
(Red/Sumber)
