Pontianak, PBSN – Borgol sudah melingkar di tangan. Kunci berputar. Jeruji terbuka menunggu. Seorang politisi mahsyur jadi penghuni baru. Sambil menikmati besek habis tahlilan rumah tetangga, kita kincah lagi soal drama hukum negeri ini.
Hasto Kristiyanto, sang Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, akhirnya resmi menjadi penghuni kamar eksklusif KPK. Setelah berbagai manuver, polemik, dan narasi dramatis yang lebih panjang dari sinetron 500 episode, takdir akhirnya mengetuk pintu.
Pakaiannya? Seragam khas alumni Gedung Merah Putih. Rompi oranye. Lengkap dengan aksesori wajib, borgol stainless steel edisi KPK. Kalau ini fashion week, dia bisa langsung masuk nominasi “Best Dressed in Detention.”
Keluar dari ruang penyidik, Hasto tetap penuh gaya. Senyum lebar. Tangan terkepal. Lalu, teriakan khas, “Merdeka!”
Ironi tingkat dewa. Sebab, hari itu justru menjadi momen kehilangan kemerdekaannya sendiri. Tapi tenang, skenario tetap berjalan. Ada adegan praperadilan jilid dua yang siap tayang 3 Maret 2025. Sutradara hukum pasti tahu, drama bagus tak boleh tamat terlalu cepat.
Ini bukan cerita biasa. Ada alur konspirasi. Ada skrip panjang tentang suap dalam pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR. Ada bab khusus soal dugaan perintangan penyidikan. Seakan semua elemen plot dirancang begitu cermat. Mirip thriller politik Bollywood. Bedanya, ini terjadi di Indonesia. Pemerannya bukan aktor, tapi pejabat.
Penahanan ini babak akhir atau justru pembukaan dari episode baru? Yang jelas, panggung sudah siap. Spotlight sudah menyala. Kamera mengarah ke Hasto.
Kita tinggal duduk, menikmati, dan menunggu plot twist berikutnya. Tentu dengan kopi tanpa gula. Pahit…!
Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar