Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mencatat beberapa Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata belum maksimal dari sisi investasi dan bahkan perlu perhatian khusus pada tahun 2022.
Inspektur Utama Kemenparekraf, Restog Krisna Kusuma, mengatakan bahwa baru KEK Mandalika yang telah maksimal dari sisi investasi dan operasional saat ini.
Sedangkan KEK pariwisata lainnya kata dia, masih memerlukan perhatian.
“Beberapa KEK sudah ada yang optimal salah satunya Mandalika dan beberapa masih belum optimal seperti Tanjung Kelayang dan Tanjung Lesung, dan KEK memerlukan perhatian khusus seperi Likupang, Morotai, dan Singasari. Ada KEK baru, KEK Lido, itu terlihat sudah mulai berjalan,” kata Restog seperti dikutip Bisnis Selasa (27/12/22).
Restog menambahkan, bila menghitung secara agregat selama 2022, realisasi investasi di KEK Pariwisata telah mencapai Rp106 triliun dengan total serapan tenaga kerja sebanyak 47.760 orang.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Vinsensius Jemadu, merinci realisasi investasi dari KEK pariwisata sepanjang 2022.
Dia menyebut realisasi investasi di KEK Mandalika mencapai Rp1,018 triliun, KEK Lido Rp1,4 triliun, dan KEK Morotai baru mencapai Rp43 miliar.
“KEK Singasari Rp276,9 miliar, KEK Likupang baru Rp60 miliar, dan KEK Nongsa Rp1,8 triliun,” paparnya.
Bukan hanya fokus pada KEK pariwisata, Vinsen mengungkapkan hingga Oktober 2022, sejumlah investor dari dalam negeri maupun mancanegara telah menyampaikan rencana investasi di 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yang tidak hanya terkait dengan sektor pariwisata saja, tapi juga sektor pendukung lain seperti energi, teknologi informasi dan telekomunikasi, serta real estat.
Total nilai proyek eksisting mencapai Rp 172,2 miliar (US$ 11,67 juta), sedangkan nilai komitmen yang sedang berjalan sebesar Rp1,552 triliun (US$ 106,24 juta) dan nilai minat investasi sejumlah Rp 1,186 triliun (US$ 81,19 juta).
(Red/Sumber)