Pontianak, PBSN – Akhir-akhir ini banyak sekali permintaan dari followers saya. Minta tuliskan berbagai kasus di negeri ini. Sepertinya mereka belum puas dengan media yang ada. Padahal, saya ini hanya kang ngopi. Ada sebuah permintaan sampai enam kali berulang dengan akun berbeda. Soal ladang ganja di Gunung Bromo. Istilah mereka, ladang singkong keju. Saya tak tahu kenapa istilah itu muncul. Saya coba searching, dan inilah hasilnya.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) selama ini dikenal sebagai surganya para pendaki. Gunung, kabut mistis, sunrise ciamik. Tapi siapa sangka? Ternyata ada surga lain di dalamnya. Ladang ganja! Iya, ladang ganja. Bukan edisi limited, bukan juga tanaman uji coba mahasiswa pertanian, tapi full satu hektar!
September 2024, tim gabungan yang terdiri dari Balai Besar TNBTS, Kepolisian Resor Lumajang, TNI, dan perangkat desa mendadak berubah jadi tim elite pencari tanaman mistis. Dengan teknologi drone ala film sci-fi, mereka menemukan hamparan hijau yang awalnya dikira hutan lebat, tapi kok daunnya terlalu bahagia? Setelah di-zoom-in, surprise! Itu bukan cemara gunung, bukan pakis hutan. Itu Ganja. Tanaman yang bikin orang bisa lihat masa depan tanpa perlu meramal.
Lokasi ini benar-benar strategis. Jauh dari jalur wisata, tersembunyi di balik semak-semak lebat, dan di lereng curam. Bahkan, kambing gunung pun bakal mikir dua kali sebelum mendaki. Ini bukan kebun biasa. Ini ladang impian bagi mereka yang bercita-cita tinggi. Bukan cuma dalam arti harfiah. Dengan 59 titik tanam, ukuran bervariasi dari 4 hingga 16 meter persegi. Ini bukan pekerjaan amatir. Ini adalah bukti bahwa manusia bisa menjadi luar biasa kreatif ketika punya motivasi yang cukup kuat (dan ilegal).
Setelah penemuan ini, tim gabungan melakukan operasi “cabut-cabutan” terbesar dalam sejarah TNBTS. Dengan semangat berkobar-kobar, mereka mencabut setiap batang dengan tangan penuh emosi. Ganja-ganja itu mungkin sempat berbisik, “Kami hanya ingin hidup damai di alam liar!” tapi hukum tetap hukum. Semua tanaman diamankan, dikumpulkan, dan dijadikan barang bukti. Dalam bayangan para petugas, mungkin ini seperti memanen padi di sawah, tapi versi yang lebih berbahaya bagi generasi muda.
Empat orang tersangka ditangkap. Belum jelas apakah mereka petani urban yang tersesat, ilmuwan botani yang kebablasan, atau sekadar entrepreneur yang terlalu optimis dengan masa depan industri herbal. Satu hal yang pasti, mereka telah membuat sejarah. Sejarah yang akan diceritakan dengan nada sarkastik di setiap warung kopi sekitar Bromo.
Masyarakat lokal merespons berita ini dengan berbagai ekspresi. Ada yang syok, ada yang kecewa, ada juga yang mendadak jadi ahli botani dadakan, menjelaskan tentang kadar THC dan manfaat medis ganja dengan penuh semangat. Beberapa bahkan bercanda, “Kalau ini dikomersialkan, Bromo bisa jadi destinasi wisata baru, Bukit Senja dan Ladang Bahagia.”
Kini, masyarakat hanya bisa berharap agar kejadian ini tak terulang lagi. Pihak berwenang akan meningkatkan patroli, mungkin dengan drone lebih canggih atau bahkan pasukan khusus anti-ganja. Tapi satu hal yang pasti, alam Indonesia memang subur luar biasa. Bahkan tanaman ilegal pun tumbuh dengan penuh semangat dan dedikasi.
Dunia memang penuh kejutan, dan kali ini, TNBTS yang menjadi panggung absurditas terbesar di tahun ini!
Perlu juga dicek TNBS yang lain. Siapa tahu ada ladang serupa yang lebih luas lagi. Biasanya yang tertutup itu, ada sesuatu. Sesuatu yang wah tentunya. Mirip warkop di bulan puasa, suka tertutup, hehehe.
Semoga tulisan ini bisa memuaskan para followers yang suka manja. Tapi, apalah arttinya saya tanpa kalian. Peluk cium untuk kalian semua. Mari kita luruskan negeri kita, wak!
Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar