KEKURANGAN OKSIGEN, RUMAH SAKIT DI GAZA BERHENTI BEROPERASI

Internasional835 Views

Palestina- Kementerian Kesehatan memperingatkan bahwa rumah sakit dan pusat oksigen di seluruh wilayah tersebut akan berhenti beroperasi dalam waktu 48 jam karena menipisnya bahan bakar yang disebabkan oleh perang.

Dalam sebuah pernyataan, kementerian tersebut memperingatkan bahwa “rumah sakit, pusat kesehatan, dan stasiun oksigen yang tersisa akan berhenti beroperasi dalam waktu 48 jam.”

Melansir Anadolu Agency, Senin (1/7/24), Kemenkes di Gaza mencatat bahwa situasi ini sudah diantisipasi “karena menipisnya bahan bakar yang diperlukan untuk mengoperasikan generator, yang dilarang Israel memasuki Gaza, bersama dengan pasokan penting lainnya seperti obat-obatan dan makanan.”

Hal ini menunjukkan bahwa pasokan bahan bakar hampir habis, “walau kementerian telah menerapkan langkah-langkah penghematan yang ketat untuk menghemat sisa stok selama mungkin, mengingat jumlah yang tersedia untuk operasi tidak mencukupi.”

Kementerian Palestina itu mendesak “semua organisasi internasional dan kemanusiaan yang relevan untuk segera campur tangan dengan memasok bahan bakar yang dibutuhkan, serta generator listrik dan suku cadang yang diperlukan untuk pemeliharaan.”

Pada Jum’at, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, Hossam Abu Safiya, mengatakan bahwa rumah sakit tersebut akan segera menghentikan operasinya karena kekurangan bahan bakar yang dibutuhkan untuk generator listriknya, yang diperburuk oleh penghentian pasokan listrik oleh Israel ke Jalur Gaza.

“Jika bahan bakar tidak diamankan dalam beberapa jam, kami terpaksa mengumumkan penutupan satu-satunya rumah sakit di Gaza utara, yang membahayakan nyawa pasien, termasuk anak-anak,” katanya.

Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Lebih dari 37.800 warga Palestina terbunuh di Gaza, kebanyakan dari mereka wanita dan anak-anak, dan lebih dari 86.800 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

(Red/Sumber)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *