DISKRIMINASI BERBAU AGAMA, KASIHAN PRIBUMI

Opini1166 Views

Oleh : Moh. Naufal Dunggio
Aktivis dan Ustadz Kampung

Ane punya kisah pilu dari senior ane. Dia punya sepupu nikah dengan seorang SYARIF atau HABIB. Dan suatu ketika sepupu senior ane ini meninggal dunia. Tapi yang jadi persoalan disini karena istri dari Habib/Syarif ini bukan dari kalangan ALAWIYYIN/SYARIFAH maka jasadnya tidak di kubur di kompleks para Alawiyyin Syarif/Syarifah walau masih ada tempat tapi dia harus di kubur di luar kompleks karena dikompleks itu gak bisa di campur antara para Syarif dan Syarifah dengan AHWAL sebutan untuk pribumi. Pekuburan mereka itu dari kalangan terhormat karena dari keturunan NABIRET.

Tanah milik kita pribumi tapi pendatang merasa dia jadi TUAN BESAR karena katanya karomahnya. Bukankah NABI SAW mengajarkan pada kita bahwa jika anaknya FATIMAH BINTI MUHAMMAD MENCURI MAKA AKU SENDIRI YANG AKAN MEMOTONG TANGANNYA. Ini artinya tidak ada skat-skat dalam kehidupan manusia selain dihadapan Allah karena ketakwaannya.

Baru ane tersadar dari mimpi panjang ane, kenapa JOKOWI dan CINA bisa menguasai NKRI, itu karena udah lama kita dibelenggu dengan ke jahilan dan kebodohan serta kedunguan kita. Terutama yang jadi MUHIBBIN. Kita warga biasa yang tradional di negeri ini mau aja di kadalin dengan hal-hal yang berbau KHURAFAT. Cerita-cerita palsu dimana leluhur mereka bisa berbicara dengan MALAIKAIKAT MUNGKAR DAN NAKIR di kubur. Serta leluhurnya setiap dalam tarikan satu nafas bisa membaca dzikir piluhan ribu kali serta dalam semalam duduk bisa membaca surat Yasin puluhan ribu kali. Dan yang lebih dahsyat lagi sanggup memadamkan api neraka kalau gak malu sama Allah. Jejak digitalnya sadis.

Hal ini yang menyebabkan do’a-do’a kita gak nyanpe ke Allah hanya nyangkut dilangit atau ditiang listrik. Syukur ada KYAI IMAD dari BANTEN yang membongkar kebodohan bangsa ini. Kita kenal atau tidak itu dengan Kyai Imad tidak jadi soal. Tapi yang penting beliau telah membuka kotak PENDORA tentang kebusukan-kebusukan atas nama Rasulullah SAW.

Tidak bisa dipungkiri bahwa ada juga dari kalangan mereka yang benar-benar ‘ALIM, TAWADHU DAN BERAKHLAQUL KARIMAH. Biasanya yang seperti ini ada peninggalan jejak dakwahnya yang bisa kita nikmati saat ini. Seperti HABIB IDRUS BIN SALIM ALJUFRI. Dari Palu Sulawesi Tengah JEJAK DAKWAHNYA menyebar ke seantero Indoneaia timur. Ane salah satu yang menikmati jejak dakwahnya. Adapun yang lain yang hanya ngaku-ngaku habib mereka juga tawadhu (TAU WARNA DUIT) sehingga jejak dakwahnya gak ada dalam bentuk perguruan ilmu Islam yang bisa di nikmati umat Islam. Ane tahu kalau HABIB yang peninggalan karyanya itu yaitu tadi Habib Idrus bin Salim Aljufri, ada juga SYAYIID AKHMAD DALAN dengan perguruan Muhammadiyahnya dan terakhir ada SAYIID HASYIM ASY’ARY dengan organisasi NAHDHATUL ULAMANYA. Jejak dakwah mereka para keturunan NABI benaran ini ada. Kalau yang lain hanya keturunan NABIRET.

Sadarlah wahai bangsaku supaya kita gak dihukum Allah lagi dengan memberikan pemimpin kepada kita seperti MULYONO lagi. Cukup sudah kita tersiksa selama 10 tahun ini Mulyono menjabat. Jangan sampai Allah kirim lagi yang lebih sadis dari dia karena kelakuan kita dalam beragama sangat menyimpang dan diskrimatif serta feodalis .
Sadar sadar sadarlah bangsaku. Ingat anak cucu kita.

Wallahu A’lam