Athena – Human Rights Watch (HRW) menuduh otoritas Yunani melakukan standar ganda dalam menerima imigran ilegal.
Yunani disebut menerima imigran asal Ukraina tetapi menolak imigran ilegal Afghanistan dan imigran lainnya di perbatasannya dengan Turki.
Melansir Anadolu Agency, Jum’at (8/4/22), dalam laporan setebal 29 halaman, kelompok pengawas HAM itu mengatakan pasukan Yunani menahan, menelanjangi, dan mencuri barang-barang imigran gelap dari Afghanistan dan Timur Tengah sebelum mengirim mereka kembali ke wilayah Turki.
HRW menambahkan bahwa tidak satu pun dari mereka yang terdaftar secara hukum dan karenanya tidak memiliki hak untuk mencari perlindungan.
“Tidak dapat disangkal bahwa pemerintah Yunani bertanggung jawab atas penolakan ilegal di perbatasannya, dan menggunakan proxy untuk melakukan tindakan ilegal ini tidak membebaskannya dari tanggung jawab apa pun,” kata Direktur Hak Pengungsi dan Imigran Human Rights Watch, Bill Frelick.
Organisasi itu juga mengkritik Menteri Migrasi Yunani Notis Mitarachi setelah dia menyatakan pengungsi Ukraina sebagai “pengungsi nyata.”
“Pada saat Yunani menyambut Ukraina sebagai ‘pengungsi nyata’, Yunani melakukan serangan balik yang kejam terhadap warga Afghanistan dan lainnya yang melarikan diri dari perang dan kekerasan serupa,” kata Frelick.
“Standar ganda mencela nilai-nilai kesetaraan Eropa, supremasi hukum, dan martabat manusia,” tambah dia.
Menurut wawancara HRW dengan 26 warga Afghanistan, 23 dari mereka didorong kembali dengan paksa ke perbatasan Yunani-Turki antara September 2021 dan Februari 2022.
23 pria, dua wanita, dan satu anak laki-laki membenarkan bahwa setelah penahanan mereka, mereka hanya diberi sedikit atau tanpa makanan atau minuman sebelum dikembalikan paksa ke Turki.
Enam belas imigran yang diwawancarai mengkonfirmasi bahwa orang-orang yang mengembalikan mereka ke perbatasan Turki berbicara bahasa Arab dan mengenakan seragam hitam atau gaya komando dengan helm balaclava untuk menutupi wajah mereka.
(Red/Sumber)