Jakarta – Perwakilan pedagang korban kebakaran Pasar Kalideres, Jakarta Barat mendatangi gedung Balaikota, Rabu (21/12/22).
Mereka (para korban) menyampaikan surat permohonan audiensi kepada Pj. Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono terkait uang kerohiman (ganti rugi).
Pasalnya uang kerohiman yang diberikan oleh pihak Perumda Pasar Jaya dianggap tidak layak dan tidak sesuai dengan kerugian material yang mereka derita.
Para pedagang korban kebakaran Pasar Kalideres mengaku telah mengalami kerugian material sampai puluhan juta, bahkan ada yang sampai ratusan juta rupiah.
Namun pihak Pasar Jaya hanya memberikan uang kerohiman kepada mereka sebesar lima juta rupiah.
“Jelas kami menolaknya. Kami ingin pihak Pasar Jaya berlaku adil kepada para korban kebakaran,” ujar Mangasi Simanungkalit, salah satu perwakilan pedagang korban kebakaran.
Simanungkalit mengakui bahwa diantara korban sudah ada yang menerima uang kerohiman sebesar lima juta rupiah, tapi itu karena kerugian material yang mereka alami hanya sedikit.
“Jenis jualannya saja sudah berbeda. Kebanyakan dari mereka yang telah menerima uang kerohiman, hanya berjualan makanan dan sayuran. Bahkan ada yang belum jualan sama sekali tapi mendapatkan uang kerohiman. Sementara kami yang berjualan pakaian jadi, yang modalnya jauh lebih besar dari mereka, harus menerima uang kerohiman yang sama dengan mereka. Ini jelas tidak adil bagi kami,” jelasnya.
Lebih lanjut Simanungkalit menjelaskan bahwa waktu yang lalu pihaknya juga menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Pasar Jaya serta mengadakan audiensi dengan Manajemen Pasar Jaya.
“Namun tetap saja tuntutan kami tidak ditanggapi dengan alasan yang kami sama sekali tidak mengerti. Sebenarnya kami hanya ingin jumlah uang kerohiman ditambahkan bagi kami. Kami juga tidak meminta banyak. Kami hanya ingin diperlakukan adil oleh mereka. Kami tidak ingin disamaratakan dengan mereka yang jumlah kerugiannya jauh lebih sedikit dari kami. Namun pihak Pasar Jaya tetap saja tidak bergeming,” tandasnya.
“Untuk itulah kami kesini, Ke Balaikota ini. Dengan tujuan ingin mengajukan permohonan audiensi dengan Bapak PJ Gubernur DKI. Siapa tau dengan campur tangan Bapak Heru Budi, keluhan kami dapat segera ditanggapi,” tambahnya.
Senada dengan itu, Totok Paryono, salah seorang perwakilan pedagang korban kebakaran menjelaskan bahwa tujuannya ke Balaikota adalah untuk menyampaikan keluhannya kepada Pj. Gubernur.
“Kami kesini seperti seorang anak yang ingin mengadu kepada bapaknya. Harapan kami para korban kebakaran adalah semoga Bapak Pj. Gubernur DKI mau mengadakan audiensi dengan kami, dan mendengarkan berbagai keluhan kami, serta memberikan solusi bagi permasalahan kami. Karena bagi kami, ini bukan hanya tentang uang kerohiman. Tapi ini tentang kelanjutan hidup kami. Kami perlu makan. Kami juga perlu modal berjualan. Tolong kami, Pak Gubernur. Bapak adalah harapan kami yang terakhir. Setelah itu tidak ada lagi harapan yang tersisa bagi kami,” tutupnya.
(Red)