Banjarbaru – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas kembali menmpersoalkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang notabene organisasi yang telah dibubarkan pemerintah karena dianggap ingin mengganti konstitusi negara
Dalam pembukaan Konferensi Besar (Konbes) XXV GP Ansor, Yaqut menegaskan bahwa eks kader HTI masih bergerak di bawah tanah meskipun organisasinya telah dibubarkan.
“Kelompok-kelompok yang menggunakan agama sebagai tool atau alat untuk memperjuangkan kepentingan mereka, masih masif adanya. Meskipun kita berhasil membubarkan HTI bersama pemerintah, tetapi mereka masih berkeliaran di bawah tanah masih bergerak dengan cara mereka,” ucap Gus Yaqut seperti dikutip Kumparan, Rabu (30/3).
Karena itu, Gus Yaqut menekankan agar GP Ansor mengambil peran dalam mengadapi gerakan bawah tanah yang dilakukan oleh gerakan anti kebinekaan termasuk eks FPI.
“Tentu kita tak bisa biarkan aparatur negara untuk menghadapi mereka sendiri. Eks HTI, eks FPI, dan yang sejenis, kita tak bisa serahkan aparatur negara untuk menghadapinya sendiri. Kita sebagai masyarakat sebagai warga bangsa, sebagai masyarakat civil society kita memiliki kewajiban yang sama,” imbuhnya.
Apalagi, kata Yaqut, Ansor dan Banser mendeklarasikan diri sebagai garda terdepan atas pertahanan NKRI.
“Ini juga tolong dipikirkan, dianalisa, diingat, apa kebutuhan dana keperluan organisasi dengan melihat situasi yang berkembang saat ini,” pungkasnya.
(Red/Sumber)