Foto : Ilustrasi
Yogyakarta, PBSN – Kasmudjo, mantan dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) mulai membuka tabir. Dia secara blak-blakan memastikan dirinya bukan dosen pembimbing skripsi Jokowi.
“Bukan sama sekali,” kata Kasmudjo saat ditemui di kediamannya, Pogung, Mlati, Sleman, DIY, seperti dikutip PBSN, Jumat (16/5/2025).
Ia mengungkap kariernya di UGM sebagai calon dosen dimulai pada 1975 silam. Saat Jokowi kuliah tahun 1980-1985, dia masih menjadi dosen golongan IIIb atau asisten dosen, sehingga belum boleh mengajar langsung dan hanya diperkenankan memberikan pendampingan kepada mahasiswa.
Interaksinya sebagai asisten dosen dengan mahasiswa kala itu hanya sebatas membantu memahami mata kuliah atau teori-teori pada buku. Baru tahun 1986 dia naik jadi golongan IIIc.
“Kalau selama Pak Jokowi kuliah itu saya hanya mendampingi, saya mengikuti yang saya dampingi. Saya tidak tidak boleh membuat atau melakukan pelajaran-pelajaran sendiri,” ujarnya.
“Saya mulai mengajar itu mungkin setelah IIId atau mungkin ke IVa, itu mungkin karena saya punya sebagai ketua laboratorium sendiri, yaitu yang berkaitan dengan non kayu dan mebel, saya ngajar di situ. Artinya produk-produk hutan yang selain dari kayu dan mebel,” ulas dia.
Kasmudjo purnatugas dari UGM pada 2014 lalu, dengan total masa pengabdian sebagai dosen selama 38 tahun. Kini, namanya kembali disorot di tengah polemik dan tudingan ijazah palsu Jokowi.
Jokowi juga menyempatkan waktunya berkunjung ke kediaman Kasmudjo, Senin (12/5) lalu.
Menurut Kasmudjo, ini adalah pertemuan mereka pertama setelah sekian tahun. Jokowi datang ke rumahnya Senin pagi dan keduanya berbincang selama kurang lebih 45 menit.
Jokowi kata dia tak membawa topik menyangkut polemik ijazah sarjana Fakultas Kehutanan yang dikeluarkan oleh UGM.
“Enggak, enggak. Sama sekali (tidak diperbincangkan),” kata Kasmudjo.
Jokowi juga disebut tak menyinggung soal gugatan yang belakangan dilayangkan ke Pengadilan Negeri Sleman dan masih terkait polemik ijazah. Kasmudjo masuk dalam salah satu daftar tergugat bersama rektor, empat wakil rektor, serta dekan juga kepala Perpustakaan Fakultas Kehutanan UGM.
Kasmudjo menegaskan, dirinya sama sekali tak tahu perihal ijazah Jokowi yang ramai disorot banyak tokoh di tanah air.
Dia juga tidak bisa bicara banyak soal isu ini lantaran sama sekali belum pernah melihat langsung ijazah yang diperdebatkan. Demikian pula proses kelulusan Jokowi itu sendiri, Kasmudjo mengklaim tak terlibat aktivitas pendampingan penyusunan skripsi yang bersangkutan.
“Mengenai ijazah, saya paling tidak bisa cerita karena saya tidak membimbing (skripsi), tidak mengetahui, tidak ada prosesnya, karena pembimbingnya itu Prof. Sumitro. Pembantunya dan yang nguji ada sendiri, jadi kalau mengenai ijazah sampai palsu itu saya tidak bisa sama sekali cerita,” ulas dia.
“Jadi kalau itu nyangkutnya ke ijazah palsu ya ke situ, kalau saya pembimbing akademik pelajaran-pelajaran yang secara umum ya enggak bisa (disangkutpautkan),” katanya. BHS