VISI POLITIK TAUHID, ANIES & CAK IMIN

Opini1114 Views

Oleh : Faizal Assegaf
Kritikus

Spekulasi matrealisme tidak sepenuhnya menjadi penentu dinamika politik jelang Pilpres. Terbentuknya poros kepemimpinan Anies – Cak Imin, memperjelas adanya tranformasi kekuatan spiritual.

Ihwal esoterik itu tidak lepas dari pengakuan Anies dan Cak Imin, bahwa kedua tokoh tidak pernah memprediksi akan bertemu dalam koalisi. Esensinya memberi petunjuk atas Kehendak Allah.

Realitas yang menegaskan pengaruh ‘politik tauhid’, dalam orbit konsolidasi gerakan perubahan. Tentu tidak lepas dari rintihan doa jutaan rakyat yang tertindas dan kesadaran keimanan yang kuat.

Bahwa gerakan perubahan yang dinawaitukan oleh Anies, Cak Imin dan seluruh elemen bangsa adalah proses ikhtiar. Yang sepenuhnya berharap dan pada Allah Yang Maha Besar.

Tekat dan kesadaran tersebut harus diumatakan sebagai sikap dan landasan ‘Politik Tauhid’ umat Islam secara kaffah. Agar seluruh potensi yang tersedia makin solid, tercerahkan dan tangguh.

Bila hanya mengandalkan spekulasi dan dinamika politik matrealisme, maka upaya memenangkan agenda perubahan sulit diwujutkan. Sebab umat Islam terlepas dari energi keimanan dan tercerai-berai.

Namun kini jalan menuju pertarungan Pilpres 2024 semakin terang. Munculnya koalisi dua partai Islam (PKB, PKS) dan partai nasionalis Nasdem, adalah persenyawaan politik yang elok.

Pesan tegas, umat Islam sebagai pemilik kedaulatan suara terbesar di dalam arena demokrasi harus tampil bersatu. Tentu dengan menggandeng jejaring keragamaan yang tersedia.

Politik Tauhid adalah identitas dan landasan umat Islam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *