Bekasi – Wajar kalau Mega gondok pada emak-emak yang teriak-teriak minyak goreng langka. Wong dia gak pernah masuk dapur. Yah wajar aja dia tuduh emak-emak ribet soal minyak goreng. Soale dia sendiri makan nasi goreng dikukus gak pakai minyak. Seperti kita mau masak mie goreng. Gak pakai minyak tapi dikukus. Begitu juga kalau Mega mau bikin nasi goreng. Dia kukus pakai air. Gak goreng pakai minyak.
Mega dari kecil tinggal di istana sebagai anak presiden. Jadi kapan dia masuk dapur? Atau jangan-jangan dia Mega tak tahu letak dapur istana itu. Dia tidak pernah bermain di kampung seperti main becek-becekan, main petak umpet atau main lompat tali dari karet kayak anak-anak kecil dulu. Yah anak presiden. Jadi kalau sekarang dia marah-marah dan nyinyir pada emak-emak karena minyak goreng langka maka itu wajar, dan jangan heran. Yang harus jadi heran kalau Mega ngamuk-ngamuk kepada pemerintah kalau harga bahan-bahan dapur naik semua. Itu harus kita heran karena boleh jadi dia ngamuk-ngamuk begitu karena malamnya salah minum obat. Maklum dia udah jadi nenek-nenek reyot yang ntar lagi kalau umur panjang jadi pikun permanen.
Wong oligarki pengusaha kelapa sawit teman dia. Jadi wajar dia bela kelangkaan minyak goreng. Bukankah para oligarki itu yg membiayai partainya dan menyokong pencalonan Jokowi jadi presiden ….?
Rakyat harus sadar bahwa jangan pilih lagi partai pimpinan Megawati. Dia gak pernah bela rakyat. Dia bilang ini partai wong cilik. Sebenarnya partai WONG LICIK. Licik kepada rakyat untuk dihisap darah dan air mata rakyatnya sendiri. Waktu Mega jadi Presiden dia jual² aset bangsa seperti Indosat. Sekarang ditiru-tiru oleh penerusnya sebagai petugas partai yakni Jokowi jual-jual juga aset bangsa.
Yah kasihan emak-emak. Udah jatuh ketiban ember pula. Terimalah nasib ini karena salah memilih presiden. AYO kita lengserkan Jokowi kalau negara mau aman, tentram dan damai. Kalau pendukungnya seperti Opung Luhut menginginkan tunda pemilu atau perpanjang masa jabatan Jokowi maka kita BERKEINGINAN agar Jokowi DILENGSERKAN sekarang juga jangan tunggu sampai 2024. Nafas rakyat udah mau sampai ditenggorokan.
Wallahu A’lam ….
Oleh : Moh. Naufal Dunggio
Aktivis dan Ustadz Kampung