Oleh : Faizal Assegaf
Kritikus
Di buku saku SBY, nama Puan Maharani sudah dicoret, gagal diusung Megawati. Yang kini menjadi sorotan serius Cikeas adalah Gibran dan Yenny Wahid membayangi hajat AHY.
Teater jelang pilpres 2024. Tiga anak mantan presiden (Yenny, Puan dan AHY), plus putera Jokowi yakni Gibran, terus diperbincangkan. Berlomba merebut peluang jadi Cawapres.
SBY selama 10 tahun bekerja keras demi AHY masuk ke pusat kekuasaan. Tak ubahnya Megawati memanjakan Puan Maharani. Lucunya Jokowi kian putar otak agar Gibran dipungut Prabowo.
Namun yang menarik, Yenny Wahid dinilai jauh lebih matang dan tidak punya ambisi. Tak heran, ketika nama Anies – Yenny muncul di ruang publik, menuai simpati dan dukungan yang luas.
Yenny Wahid memiliki hubungan yang kuat dengan jejaring dan basis Nahdliyin di Jatim, Jateng, Jabar dan Banten. Dan dikalangan kiyai sepuh maupun struktur ormas NU, cukup signifikan.
Namun putri almarhum Gus Dur tersebut cenderung santai dan menjaga martabat. Yenny sangat tenang, legowo dan tak ingin dituding menjegal AHY yang sangat berambisi jadi Cawapres.
Bahkan Yenny menyindir, AHY pantas berpasangan dengan Anies. Publik membaca, sikap elegan itu sebagai pesan kuat bahwa: Demokrat mengunci NasDem dan PKS, harus AHY Cawapres.
Walhasil, SBY, AHY dan elite Demokrat, makin terlihat kaku. Tidak berbesar hati mengakui Anies – Yenny Wahid adalah pasangan yang ideal. Kedua tokoh bukan Ketum partai, tentu jauh lebih afdol.
Sebaliknya AHY yang bermodalkan Ketum partai, semakin ngotot. Selain mengadu nasib untuk dipinang Anies. Juga mulai asyik bermain mata dengan PDIP agar dilirik Ganjar. Jelas tidak elok!