Oleh: Faizal Assegaf
Kritikus
Di awal Ramadhan, Habib Rizieq Syihab (HRS) melempar sentilan menarik. Tentang pentingnya sikap umat Islam awas terhadap dinamika politik. Soal kisruh PDIP dan Jokowi.
Pesan pendek itu menyegarkan jutaan pengikutnya. Agar lebih hati-hati mengamati dinamika kekinian. Jangan terjebak: Ihwal Megawati dan para politisi PDIP yang tadinya mesra dengan dinasti Jokowi, kini pecah kongsi.
HRS kali ini tampil elegan dan semakin matang memahami peta pertarungan politik Indonesia. Sebagai pribadi yang punya pengaruh di akar rumput, sikap HRS patut diapresiasi. Beri gambaran FPI makin keren dalam berpolitik.
Dalam sebuah diskusi terbatas di kalangan jejaring intelektual Islam, muncul pendapat bahwa: Jutaan kader FPI sudah saatnya dibangkitkan dalam kekuatan gerakan politik Islam yang visioner. Tentu butuh transformasi ideologis.
Hampir 25 tahun era reformasi, HRS dan jutaan pengikut FPI harus diakui konsisten dalam dakwah Islam. Selangkah lagi, kekuatan kebangkitan spirit Islam tersebut menjadi pemandu politik berbasis tauhid yang dinantikan umat.
HRS dan FPI tidak hanya ramai dibicarakan di Indonesia, tapi di jaringan internasional mendapat sorotan serius. Punya peluang besar menjadi Partai Politik di arena demokrasi. Tapi HRS butuh kajian matang untuk tujuan strategis tersebut.
Sumber daya pengikut FPI sangat berlimpah. Di berbagai kelompok kampus dan jaringan kajian Islam, FPI dan HRS terbukti mampu memberi pengaruh yang signifikan. Untuk hadir sebagai partai politik, bukan hal yang sulit.
Membuat FPI menjadi kekuatan ormas yang mendunia juga urusan kecil. Ratusan intelektual muslim sudah memberi sinyal kuat. Siap melebur dengan FPI dan membangkitkan potensi yang tersedia di arus pertarungan zaman.
Ide tentang pembentukan pusat data dan kajian strategis guna memetakan jaringan dan problem dari berbagai level, siap disalurkan. Dari situ, HRS dapat menggalang kekuatan dukungan umat bersatu dan bergerak secara efektif.
Tapi kembali ke soal kubu buaya, ada benarnya HRS dan FPI mengambil posisi menjauh. Gelar tikar dan memantau dinamika demokrasi yang makin amburadul. Semua peluang terlihat jelas: Selokan kotor politik sekularisme.
Doa dan dukungan selalu buat HRS dan FPI…!