KETIKA TAHUN BARU TIBA

Opini1888 Views

Oleh : Ana Mustamin

Sehari lagi kita meninggalkan tahun 2023. waktu cepat banget. rasanya baru kemarin tahun baru, sekarang mau tahun baru lagi.

Mungkin sebentar lagi saya menerima pesan. seperti tahun-tahun sebelumnya. “kita orang islam, jadi kita tidak merayakan tahun baru.” dan saya membatin, “saya orang islam, dan saya merayakan tahun baru.” dan saya pasti ‘dikuliahi’ panjang lebar. 😁

Dulu, ketika masuk SD, saya memahami tahun baru sebagai hari dimulainya tahun ajaran baru. saat itu, kenaikan kelas di bulan desember. belum digeser ke juni-juli (saya udah tua banget yak? haha). anak sekolah biasanya merayakan pergantian tahun dengan field trip. atau minimal makan bersama di kelas. Setiap anak membawa makanan dari rumah untuk kemudian saling berbagi dengan teman sekelas.

Ketika bekerja, saya menandai akhir tahun dengan peristiwa tutup buku, evaluasi kinerja, dan kemudian kick-off meeting di awal tahun. Secara pribadi, saya merayakan pergantian tahun dengan cara beragam. kadang belanja seharian barang-barang pribadi yang saya sukai untuk memberi hadiah pada diri sendiri karena sudah bekerja keras setahun penuh. Kadang berlibur bersama keluarga ke luar kota, melakukan road adventure, menyalakan kembang api, bakar-bakar ikan, dan diakhiri dengan doa dan zikir. semua sebagai ungkapan syukur karena sudah melewati setahun penuh dengan kerja keras, dengan segala peluang dan tantangannya.

Apakah saya tidak memahami sejarah tahun baru masehi? tentu paham. hal-hal penting yang sering dijadikan kontroversi oleh saudara-saudara muslim saya ini, harus pahamlah. tahun masehi menggunakan kalender gregorian yang ditetapkan pemimpin tertinggi umat katolik di vatikan, dihitung sejak kelahiran isa al-masih yang dipercayai umat kristiani. buat pengikut isa al-masih, tahun baru mungkin bagian dari perayaan agama. tapi bagi saya yang bukan katolik atau protestan, apa urusannya? bagi saya, tahun baru ya tahun baru. “baru” sebagai lawan dari “lama”. Terus saya harus menggunakan kosa kata apa untuk merujuk peristiwa pergantian dari tahun lama ke tahun baru?

“Islam punya tahun baru sendiri,” sergah saudara muslim saya. ya tentu saja. tahun baru islam, 1 muharram, menandai tahun hijrah nabi muhammad dari makkah ke madinah. Alharhumah ibu saya dulu menyarankan jangan keluar rumah jika tidak telalu penting pada 1 muharram. lebih baik zikir dan doa.

Sayangnya, yang disepakati dunia sebagai penanda waktu bersama adalah kalender masehi. Sebagai muslim, saya menandai lebaran dan hari besar Islam lainnya dengan kalender hijriah. Tapi dalam proses menyimpan memori, tetap saya konversi ke penanggalan masehi, agar lebih mudah diingat. sebagai warga dunia, saya tidak bisa untuk tidak tunduk pada konsensus penggunaan kalender masehi.

Kalau saya gak mengakui tahun baru masehi, lalu mengapa saya menulis tanggal lahir, perkawinan, jadwal pesawat perjalanan haji, tanggal kematian keluarga di nisan, dengan penanggalan masehi? mengapa janjian meeting, membuat perencanaan dan realisasi kerja menggunakan penanggalan masehi? mengapa menunggu gajian tanggal 25 atau 27? mengapa menggantung kalender di dinding dengan kalender masehi?

Penanggalan masehi, bagi saya tak lebih dari konsensus pembagian waktu bagi penghuni bumi. seperti konsensus penggunaan bahasa inggris sebagai bahasa internasional. apakah saya harus ngotot menggunakan bahasa indonesia ketika berkunjung ke negara lain? atau apakah saya berubah menjadi orang inggris ketika saya menggunakan bahasa inggris? atau apakah saya menjadi pengikut nenek moyang ratu elizabeth (yang katolik itu) ketika menggunakan bahasa inggris?

Tanpa konsensus bersama, anda bisa membayangkan betapa kacaunya dunia ini. orang kristen menggunakan kalender masehi, orang islam menggunakan kalender hijriah, orang hindu menggunakan kalender saka, orang buddha menggunakan kalender BE, dan lain-lain. Belum bicara suku bangsa. orang jawa punya kalender sendiri – perpaduan antara kalender hijriah dan kalender saka, orang cina merayakan tahun baru imlek, suku lain juga… lalu kita mau ketemu di mana? iya kalo ada persimpangan jalan… 😀

Banyak peristiwa di dunia ini yang menjelma menjadi kesepakatan bersama dengan atau tanpa akar sejarah. tapi lebih pada pertimbangan kepraktisan dan kemudahan. bahasa inggris digunakan sebagai konsensus bahasa se dunia, mungkin lebih kepada aspek kemudahan dan kelengkapan kosa kata dalam memaknai peristiwa. salah satu keunggulan bahasa inggris misalnya, adalah bahasa ini bisa menunjukkan perbedaan waktu antara kemarin, hari ini, dan esok hanya dengan pilihan kata. sesuatu yang tidak kita temui dalam bahasa indonesia.

Kalender masehi menjadi konsensus penanda waktu secara internasional, mungkin karena penganut kristen mayoritas di dunia ini. sehingga sosialisasi penggunaannya lebih mudah, karena sudah digunakan sebagian besar penduduk bumi. suatu saat kalo umat islam lebih banyak, tidak tertutup kemungkinan berganti menjadi kalender hijriah. why not? gak ada yang nggak mungkin. dan kalau itu terjadi, penduduk bumi harus re-start program waktu. seperti kita re-start program komputer.

Tapi sepanjang masih menggunakan kalender masehi, ya saya mengakui tahun baru masehi. wong tiap saat usia saya ukur menggunakan kalender masehi kok.

Apakah ketika merayakan tahun baru masehi, saya merasa sedang merayakan agama tertentu di luar agama saya? hadeuhhh… kurang kerjaan amat saya? yang saya tahu, menjelang pergantian tahun, kalender tahun lama harus saya copot dari dinding dan menggantinya kalender baru. kalau saya gak menggantinya ke kalender baru, saya pasti ‘tersesat’, akan banyak rencana yang berantakan dan janji yang terciderai. kalau saya merayakan tahun baru masehi, itu artinya ini saat untuk mengakhiri aktivitas dan pekerjaan di tahun lalu, merayakan keberhasilan dan mensyukuri tahun kerja yang lalu, serta mulai lagi rencana-rencana baru. apa hubungannya dengan perayaan agama coba?

So, kalau saya tidak mau mengakui tahun baru masehi, ya mungkin sebaiknya saya konsisten saja, jangan menggunakan penanggalan masehi dalam seluruh aktivitas saya sehari-hari. sesimpel itu kok. tapi apa saya bisa?***

#anamustamin
#kalendermasehi
#kalenderhijriyah
#tahunbaru2024
.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *