Oleh : Faizal Assegaf
Kritikus
Tanpa perlu ke Mahkamah Konstitusi, PDIP, PKB, PKS dan Nasdem punya kuasa untuk realisasi Hak Angket di DPR. Pak Ganjar dan Pak Anies dijebak oleh drama MK.
Menurut kajian Partai Negoro, bahwa upaya membongkar kejahatan Pemilu curang solusinya melalui DPR. Di saluran tersebut, kebobrokkan KPU dapat diaudit total dan dapat menyeret Jokowi untuk dimakzulkan.
Namun sangat terang terlihat PDIP, Nasdem, PKS dan PKB tidak serius untuk merealisasi Hak Angket. Semua seolah takluk pada kekuasaan Jokowi. Keempat partai tersebut putar otak bermain srimulat di teras MK.
Lucu, sangat lucu. Partai-partai yang memiliki kuasa penuh di parlemen menyerahkan mandat rakyat kepada MK. Di mana keberadaan lembaga tersebut sangat jelas berada dalam kontrol dan pengaruh kekuasaan Jokowi.
Padahal PDIP, PKB, Nasdem dan PKS secara terbuka telah menyodorkan fakta-fakta kecurangan pemilu. Bukti kuat itu ada di tangan mereka, kenapa tidak dibongkar di DPR? Tentu hal itu membuat publik semakin muak dan curiga.
Terkesan keempat partai hanya memanfaatkan isu kecurangan pemilu sebagai tujuan kompromi politik. Dan semakin dekat pada keputusan MK, terlihat PDIP, Nasdem, PKB dan PKS bermanuver untuk mendekati Prabowo.
Permainan politik licik keempat partai memberi gambaran terang pada publik bahwa elite-elita partai bertindak licik. Hanya mengejar kepentingan deal politik dengan memasung aspirasi rakyat secara hipokrit.
Leboh licik dan bodoh lagi, Ketum PDIP Megawati bermanuver menipu rakyat dan mahasiswa soal Amicus Curiae. Megawati sudah punya bukti atas kecurangan Pilpres, tapi mengapa harus bergantung pada keputusan MK?
Wajar bila rakyat yang cerdas bereaksi, kalau PDIP, Nasdem, PKB dan PKS sudah punya fakta kecurangan Pilpres, monggo secepatnya dibongkar ke jalur Hak Angket. Bukan memberi harapan palsu melalui teater politik di MK.
Dua pekan lalu, melalui kajian terbatas di forum Partai Negoro, para aktivis, jurnalis dan perwakilan kampus telah membuat kesimpulan: Keputusan MK soal pemilu curang bergantung pada keajaiban alias ketidakpastian.
Elite partai, berhentilah menipu rakyat…!