Oleh : Moh. Naufal Dunggio
Aktivis dan Ustadz Kampung
Bekasi – Kita rakyat Indonesia punya PRESIDEN tapi seperti gak punya. Kita punya DPR tapi seperti gak punya juga. DPR gak pernah bela rakyatnya. Dia hanya bela kepentingannya saja Katanya negara kita adalah negara demokrasi tapi berbeda dengan rezim berkuasa kita dikandangin. Katanya kita harus taat pada hukum yang kita miliki tapi nyatanya pejabat sendiri yang suka melanggar hukum. Katanya kita harus taat konatitusi tapi presiden dan para menterinya jadi TERORIS KONATITUSI.
Jadi rakyat harus bagaimana ..? Rupanya para pejabat eksekutif dan legeslatif berkeinginan agar rakyat turun kejalan berontak menggalang people power. Jika kalau seperti itu maunya rakyat maka ada pembalasan yang perih dari rakyat dalam menuntut keadilannya.
Puasa benar menahan nafsu amarah bissuu’ tapi jangan lupa bulan puasa juga adalah bulan jihad. Jika rakyat sudah didera dengan berbagai himpitan ekonomi yang menyebabkan kehilangan akal sehatnya seperti di Brebes seorang ibu menggorok anaknya supaya gak merasa susah seperti ibunya maka jangan salahkan jika ada keinginan rakyat yang akan menggorok para pejabat yg korupsi. Apalagi rezim sibuk menggolkan nafsu serakahnya pengen menjabat 3 priode atau presiden di perpanjang masa jabatannya 2-3 tahun lagi.
Gak ada lagi celahnya presiden dan makhluk-makhluk dalam istana memperpanjang masa kekuasaan presiden. Semua is over. Mau bergelirya kemana lagi mau cari dukungan…? Para Kepala-kepala desa aja sudah mengaku bahwa kemarin mereka dibayar agar menggalang dukungan buat Jokowi 3 priode.
Koq Jokowi gak malu, sudah dianggap gak berhasil memimpin Indonesia lantas mau minta kekuasaan ditambah. Emangnya ini naik mobil-mobilan BOM-BOM CAR yang ada di DUFAN …? Semakin ditabrak-tabrakin dengan yang lain hati makin senang dan pengen coba lagi … dicoba lagi. Ini negara bos bukan main bom-bom car.
Rakyat harus bersiap-siap dalam situasi tindakan yang terburuk sekalipun. Sebab sirakus kekuasaan akan nekad memenuhi keinginannya.
Ini sama dengan makan buah simalakama. Mau makan bapak mati. Tidak makan ibu mati. Kalau rezim sekarang gak menjabat akan berhadapan dengan tuntutan hukum rakyatnya, mau terus lanjut rakyat udah muak bin mau muntah mempertahankan.
Kita tunggu apa yang akan terjadi di bulan puasa ini. Kekuatan rakyat makin membesar hingga terjadi people power atau rezim makin otoriter memaksakan kehendaknya. Atau pejabat di rezim ini pada modar dengan do’a dari rakyat terdzolimi. Semua itu bisa terjadi.
Hanya dengan kalimat KUN FAYAKUN. Maka terjadi terjadilah dia.
Wallahu A’lam …