Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Jakarta – Luar biasa, menjijikkan, memuakkan, jilatan kalian lebih hina daripada lalat yang mengelilingi kotoran. Kalian, sudah menjatuhkan marwah diri dan generasi, hanya demi sekerat tulang dunia yang tidak mengenyangkan.
Disaat segenap emak berpeluh ngantri minyak goreng. Saat oligarki minyak goreng berpesta diatas derita emak-emak, kalian bungkam, kalian tak terlihat, kalian tak menampakkan batang hidung.
Disaat proyek oligarki meminjam istilah IKN berpotensi merampas tanah rakyat, membebani APBN, mengancam kedaulatan, menimbulkan kerusakan lingkungan dan hanya menguntungkan oligarki, kalian tak terlihat, kalian tak menampakkan batang hidung.
Disaat seluruh masyarakat berontak pada narasi tunda pemilu yang substansinya menambah usia kekuasaan, atau pemimpin zalim yang gagal ingin berkuasa kembali, kalian tak terlihat, kalian tak menampakkan batang hidung.
Disaat seluruh tambang, kekayaan alam, dikuasai oligarki, asing dan aseng, merugikan seluruh rakyat negeri, kalian tak terlihat, kalian tak menampakkan batang hidung.
Sekarang, ditengah kepedihan dan luka umat, ditengah upaya kaum emak berdemo melawan penguasa zalim, kalian mendatangi pintu istana dan bercengkrama dengan penguasa. Menggunakan pakaian necis layaknya politisi, dan membual tentang demokrasi dan dukungan pada tirani. Kalian, benar-benar menjijikkan.
Kelakuan kalian, sama saja melempar kotoran ke muka kami, mengkhianati perjuangan kami orang tua kalian, yang membiayai hidup dan kuliah kalian.
Kalian, mengkhianati suara perjuangan mahasiswa yang murni, tanpa mengemis pertemuan dengan para penguasa. Dapat apa kalian ? berapa isi amplop yang kalian bawa pulang ? memalukan !
Paling-paling semua yang kalian dapatkan akan berakhir menjadi kotoran. Tidak ada berkahnya, uang setan dimakan hantu.
Kalian, telah membunuh masa depan kalian sendiri. Andaikan kalian tak bermasker, pasti akan kami tandai wajah wajah pengkhianatan kalian.
Tetapi, tentu saja kami paham bahwa rezim ini sudah sangat ringkih. Sehingga, terpaksa meminta tongkat penopang dari mahasiswa pelacur idealisme, mahasiswa yang nilainya rendah bahkan tak memiliki harga. Dikira, hal itu dapat menyelamatkan diri dari kejatuhan.
Rezim ini telah sampai pada keadaan, meraih jerami diantara terpaan banjir bandang. Kami yakin, pertolongan Allah SWT akan segera tiba, dan kezaliman rezim berikut para antek yang mendukungnya akan segera ditenggelamkan.
Panjang Umur Perjuangan