Oleh : Moh. Naufal Dunggio
Aktivis dan Ustadz Kampung
Bekasi – Terasa sekali perbedaan orang tua negeri seberang dan orang tua di negeri ini. Sama-sama tua tapi kalau orang tua luar negeri semakin tua semakin cerdas walau ada keterbatasan fisik. Tapi otaknya makin smart. Beda dengan ortu di negeri ini. Diusia udah kepala 7 puluhan makin hari makin ngaco dan amburadul ngomongnya.
Ortu dinegeri wakanda jadi pejabat tinggi negara tidak ada FAEDAH dbuat membantu sesama ulama dan agamanya tapi malah mempersulit agama dan Umat Islam.
Keserakahannya menutup pintu ilmu dan kepeduliaan pada sesamanya dan kepada agamanya. Bukan tupoksinya bicara pangan tapi ikut bicara pangan yang akhirnya gak enak didengar. Khususnya kepada umat Islam.
Rakyat disuruh makan pisang tapi mereka sampai buncit perutnya makan nasi dan lauk segar dan enak yang disediain oleh negara. Emang rakyat itu MONYET disuruh makan pisang dua buah…? Yah, kalau aki-aki wajar makan pisang karena udah tua udah gak punya gigi untuk mengunyah. Kalau udah jadi Mbah Kakung makan tinggal DIEMUUUT baru ditelan. Nah kalau anak muda yang masih produktif, masa’ sisuruh makan pisang.? Bisa-bisa anak muda itu pingsan. Kalau aki-aki seperti Mbah pembohong itu biar punya jabatan tinggi dinegeri ini kerjanya hanya diam sambil ngelus-ngelus istri mudanya. Nah, kalau kita, berdiam dirumah kayak Mbah bisa-bisa kita gak makan.
Mbo ya berikan usul dan saran buat rakyat untuk mencerdaskan rakyat. Supaya kalau mati bisa Husnul Khatimah. Kalau gak bisa memberi saran yang baik, kita berdo’a agar rezim ini kena BALA’, kena peluruh nyasar dari Rusia. Hingga menghancur istana.
Ura … ura … Uraaaaa
Wallahu A’lam ….