Jakarta – Ternyata kekuasaan itu nikmat, enak dan menyenangkan dia dan keluarganya. 1 dan 2 priode berkuasa tidak cukup dalam menumpuk harta dan kekayaan bagi keluarganya. Maka butuh 3 priode, bahkan kalau bisa 3 priode ini dipaksa diloloskan maka ada kemungkinan akan minta seumur hidup. Seperti kepala² negara di Afrika semisal IDI AMIN. Apalagi rakyat tidak protes alias takut dengan senjata aparat.
George Washington saat itu bisa terpilih 3 priode sebagai presiden USA pertama karena dia Jendral yg berjasa besar memerdekakan Amerika tapi dia tidak mau. Katanya berkuasa lama cendrung KORUP. Penguasa Indonesia berkuasa baru 7 tahun tapi korupnya Na’udzu billa Mindzalik. Apalagi 3 priode ….?
Jokowi sangat bernafsu udah sampai diubun² untuk menjabat lagi sampai 3 priode. Maka dia suruh pembantunya yg sama² SERAKAH dengan dia yakni Opung Luhut untuk menggonggongin 3 priode melalui lisan para ketua² partai PENJILAT dan KORUP yakni PAN (si orang Utan), PKB si kardus durian dan GOLKAR (si pebinor).
Mau dipaksakan itu jabatan kalau Allah tidak kehendaki, mau bilang apa. Apalagi ada tersisip dan tercampur dengan suara² DUKUN MUSYRIK Laknatullah.
Rakyat memang diam dan takut dengan aparat tapi kalau kedzaliman penguasa sudah melebihi batas dan rakyat makin susah maka ada aja rakyat yg akan ngamuk tanpa komando. Dan itu pasti akan terjadi. Maka siap²lah para pejabat yg korup bila rakyat marah. Nanti akan terjadi seperti di Rumania, presidennya ditangkap dan dibuang ditempat sampah. Kalau di Indonesia gak seperti itu, disini baik² aja, cuma paling dibuang di sungai yg banyak buayanya di Kalimantan sana.
Orang Kalimantan mulai protes tanahnya dicaplok negara tanpa ganti rugi. Gak usah marah² warga Kalimantan. Kan kalian setuju ibukota pindah kesana sehingga kalian marah Bang Edi Mulyadi bilang daerah tempat Jin buang anak dan kalian minta Bang Edy ditahan polisi. Terimalah penguasa rakus bin serakah yg kalian bela. Sampai ketemu di pengadilan akhirat bila kalian tertembak mati karena tanah adat kalian dirampas oleh negara yg dzolim.
Wallahu A’lam ….
Oleh : Moh. Naufal Dunggio
Aktivis dan Ustadz Kampung