Denpasar – Dalam perkembangannya, rumput laut menjadi komoditas yang kian menjanjikan. Untuk itulah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus melakukan penelitian terkait pengembangan komoditas rumput laut, baik yang dilakukan oleh para periset BRIN sendiri maupun kolaborasi dengan berbagai mitra dalam dan luar negari.
Hal tersebut disampaikan Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam sambutannya secara daring pada acara seminar “Percepatan Integrasi Hulu-Hilir Industri Rumput Laut, dan Peluncuran Internasional Center for Tropical Seaweeds” di Nusa Dua Bali, Rabu (22/5/24).
Kegiatan seminar yang menjadi bagian dari gelaran World Water Forum ke-10 ini terselenggara atas kolaborasi berbagai pihak seperti Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian Kelautan dan Perikanan, BRIN, Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian/Lembaga terkait serta mitra pembangunan nasional dan global.
“Penelitian tentang rumput laut dimulai dari identifikasi jenis dan spesies rumput laut di seluruh Indonesia. Telah dikembangkan benih rumput laut jenis unggul yang dapat tumbuh lebih cepat, memiliki produktivitas lebih tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, serta mampu beradaptasi dan lebih tahan terhadap dampak perubahan iklim, termasuk kelimpahan dan budidaya di tepi pantai,” ujar Handoko seperti dikutip melalui situs resmi BRIN, Kamis (23/5/24).
Handoko menyebutkan, berbagai penelitian terkait pemanfaatan rumput laut sudah dilakukan oleh BRIN. Pertama, rumput laut dimanfaatkan sebagai sumber pangan laut yang kaya nutrisi. Kedua, mencari alternatif bahan baku bioplastik yang mudah terurai, serta mengekstrak bahan dasar kosmetik dan bahan baku obat-obatan. Selain itu, dilakukan pula penelitian terkait potensi rumput laut sebagai sumber energi terbarukan, seperti produksi hidrogen.
“BRIN telah mengembangkan biostimulant dan pupuk berbahan dasar rumput laut untuk mendukung sektor pertanian. Selain analisis dampak perubahan iklim dan pencemaran mikroplastik terhadap laut dan rumput laut juga sudah dilakukan,” lanjutnya.
Tidak hanya sampai di situ, BRIN juga melakukan beberapa kajian sosial-ekonomi terkait pengembangan rumput laut untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat.
Lebih lanjut kata Handoko, untuk mendukung pusat penelitian internasional terkait rumput laut, BRIN telah menetapkan berbagai program dan skema untuk dimanfaatkan oleh mitra serta menyediakan fasilitas penelitian untuk mendukung pengembangan rumput laut di dua lokasi.
“Pertama, fasilitas penelitian di bagian utara Pulau Lombok, mitra dapat menggunakan infrastruktur yang ada untuk melakukan penelitian terkait rumput laut dan pemanfaatannya. Kedua, kompleks spasial di kawasan Cibinong diperuntukkan bagi kerja sama pengembangan aspek molekuler rumput laut, dan penelitian lanjutan untuk memanfaatkan rumput laut dari sudut pandang molekuler,” bebernya.
Senada dengan apa yang disampaikan Kepala BRIN, Kepala Pusat Riset Bio Industri Laut dan Perairan Darat (BILD) BRIN, Fahrurozi menegaskan bahwa Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat BRIN, Lombok mendapat mandat khusus untuk melakukan pengembangan rumput laut dari proses pembuatan bibit hingga pendistribusian ke industri.
Sedangkan kompleks spasial di kawasan Cibinong dilakukan riset terkait molekuler dan genomik rumput laut.
“Periset di (BILD) telah mengembangkan berbagai produk berbasis rumput laut yang dapat dimanfaatkan dalam industri. Pengembangan tersebut mencakup bidang pangan, kosmetik, bio stimulan, pupuk, bio plastik, hingga bio implan tulang. Produk yang telah dihasilkan kita buatkan patennya, kemudian patennya kita jual ke industri,” jelasnya.
Fahrurozi juga memberikan contoh terkait industrialisasi hasil riset terkait rumput laut.
“Terkait kerja sama dengan industri, telah dilakukan dengan PT. Bestagar Poreindo International di Malang untuk mengembangkan produk bio-stimulan berbasis rumput laut. Produk inovasi lainnya yang sedang dalam proses scale up mengenai “beras analog rumput laut” dengan PT. Kerta Bumi. Ada pula proses upscaling produksi Bacto Agar dan pemanfaatan rumput laut untuk pangan dengan PT Pertamina,” pungkasnya.
(Red)