Jakarta – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) memborong 2 penghargaan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) di Hotel Intercontinental, Jakarta, Selasa (8/3/22).
Yang pertama, penghargaan Layanan Bidang Pencarian dan Pertolongan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan sebagai Penyelenggara Pelayanan Publik Kategori Pelayanan Prima Tahun 2021.
Yang kedua, penghargaan yang diberikan kepada Kepala Basarnas Marsdya TNI Henri Alfiandi sebagai Pembina Pelayanan Publik kategori Pelayanan Prima Tabun 2021.
“Penghargaan ini menjadi kado spesial buat Basarnas yang baru saja merayakan hari ulang tahunnya yang ke-50 pada tanggal 28 Februari 2022 yang lalu,” kata Kabasarnas.
Pada kesempatan tersebut, Kabasarnas juga menyampaikan bahwa penghargaan tersebut merupakan hasil kerja seluruh jajaran Basarnas secara kolektif.
“Motto kami adalah Quick Response of Search and Rescue. Dengan segala sumber daya yang kami miliki, serta pelibatan Potensi SAR, kami berusaha maksimal untuk cepat tanggap dalam memberikan pelayanan SAR kepada masyarakat yang mengalami kedaruratan pada kecelakaan, bencana, maupun kondisi membahayakan manusia di seluruh wilayah NKRI,” tegasnya.
Karena itu, Basarnas siaga 24 jam.
“Kami punya line telpon emergency 115. Jadi, kepada masyarakat di seluruh tanah air, dimanapun, kapanpun, dan kepada siapapun yang mengalami atau melihat kedaruratan dapat menghubungi Basarnas di nomor 115. Laporan itu akan langsung kami tindaklanjuti dengan upaya-upaya maksimum untuk menyelamatkan korban,” ulasnya.
Kedua penghargaan yang ditandatangani oleh Menteri PAB RB Tjahjo Kumolo tersebut sangat obyektif. Basarnas sebagai leading sector di bidang penyelenggaraan SAR telah teruji dan memiliki reputasi yang membanggakan dalam melaksanakan tugas utamanya. Tidak hanya secara nasional, tetapi juga diakui dunia internasional. Berbagai operasi SAR dengan skala high quality, seperti penangan operasi SAR jatuhnya pesawat, kecelakaan kapal, dan berbagai operasi SAR pada bencana dan kondisi membahayakan manusia mampu diselesaikan dengan baik. Tidak hanya itu, Basarnas juga melaksanakan pembinaan kepada Potensi SAR denhan melaksanakan pelatihan SAR secara masif dalam rangka membangun budaya SAR di masyarakat.
“Semakin banyak masyarakat yang mengerti, memahami, dan memiliki kemampuan di bidang SAR, maka jatuhnya korban saat terjadi kedaruratan dapat kita minimalisir,” pungkas Kabasarnas.
(Red)