Teheran – Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pembicaraan konstruktif dengan Menlu Turki Hakan Fidan mengenai penerapan rencana komprehensif untuk kerja sama bilateral.
Mengutip Anadolu Agency, Senin (4/9/23), Berbicara dalam konferensi pers bersama di Teheran, Menlu Iran Amir-Abdollahian mengatakan Iran dan Turki menetapkan target perdagangan bilateral sebesar 30 miliar euro sebagaimana telah disepakati selama kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke Teheran pada Juli tahun lalu.
Pada saat itu, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan tingkat perdagangan dan hubungan ekonomi antara Teheran dan Ankara belum mencapai yang diharapkan, dan menambahkan bahwa target volume perdagangan sebesar USD30 miliar masih dapat dicapai.
Teheran dan Ankara, kata Amir-Abdollahian, sepakat untuk mengembangkan zona perdagangan bebas di perbatasan bersama dan menghubungkannya dengan Eurasia.
Dia menekankan bahwa jalur transportasi dan transit antar negara kawasan “bukanlah faktor persaingan melainkan kerja sama bilateral.”
Menlu Iran mengatakan zona perdagangan bebas kedua negara akan meningkatkan volume perdagangan hingga target 30 miliar euro yang disepakati oleh pemimpin kedua negara.
Kepala diplomat Iran itu mengatakan kedua pihak menekankan kesiapan mereka untuk menandatangani dokumen kerja sama perdagangan yang komprehensif dan memfasilitasi kerja sama bea cukai.
Dia juga mengatakan komite gabungan mengenai pemindahan narapidana akan bertemu di Ankara pada Senin, dan menyatakan harapan bahwa kedua belah pihak akan dapat “mengambil tindakan yang diperlukan” mengenai pertukaran tahanan “dalam kerangka kerja sama kemanusiaan.”
Amir-Abdollahian lebih lanjut mengatakan bahwa Teheran, Ankara dan Riyadh menyambut baik pertemuan tingkat tinggi untuk membahas peningkatan kerja sama ekonomi dan investasi bersama.
Menggambarkan pembicaraan dengan Fidan sebagai hal yang “sangat baik”, Amir-Abdollahian mengatakan kedua negara menekankan pentingnya mengambil langkah-langkah terkoordinasi dalam memerangi gelombang Islamofobia setelah pelecehan yang terus berlanjut terhadap kitab suci umat Islam Al-Quran di beberapa negara Eropa.
(Red/Sumber)