Moskow – Dalam sebuah percakapan via telepon pada Rabu malam, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoygu memperingatkan Menhan Prancis Sebastian Lecornu agar tidak mengirimkan pasukannya ke Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Shoygu memperingatkan Prancis tentang penerapan rencana tersebut yang “akan menciptakan masalah bagi Prancis sendiri.”
“Lecornu, pada bagiannya, menyampaikan belasungkawa atas serangan teroris di Moskow pada 22 Maret,” kata kementerian Rusia itu seperti dikutip Anadolu Agency, Senin (8/4/24).
Shoygu menggarisbawahi bahwa penyelidikan sedang berlangsung, yang akan menemukan siapa saja yang terlibat.
“Semua yang bertanggung jawab akan dihukum. Ada jejak Ukraina dalam organisasi serangan teroris,” kata otoritas Rusia.
“Rezim Kyiv tidak melakukan apa pun tanpa persetujuan kurator Barat. Kami berharap dalam kasus ini, dinas khusus Prancis tidak berada di balik hal ini,” tegasnya.
Shoygu menegaskan kembali kesiapan Rusia untuk berdialog mengenai Ukraina, dan mencatat bahwa tahap awal dapat didasarkan pada inisiatif perdamaian Istanbul, serangkaian pembicaraan yang berlangsung di kota terbesar Turki pada Maret 2022.
Adapun pertemuan mengenai Ukraina di Jenewa yang sedang diselenggarakan, tidak masuk akal jika diadakan tanpa partisipasi Rusia, tegas Shoygu.
Presiden Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini mengambil sikap yang lebih keras terhadap “operasi militer khusus” Rusia yang diluncurkan lebih dari dua tahun lalu, dan tidak mengesampingkan pengiriman pasukan Eropa ke Ukraina.
(Red/Sumber)