Teheran – Iran menegaskan bertanggung jawab pada serangan yang terjadi di Erbil, Irak Utara, Ahad (13/2/22).
Melansir Anadolu Agency, Senin (14/3/22) dikatakan bahwa target serangan dengan rudal berpresisi tinggi itu diyakini sebagai fasilitas Israel.
Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) mengaku serangan itu merupakan respons atas serangan Israel yang terjadi pekan lalu di Suriah sehingga menewaskan dua anggota IRGC.
IRGC memperingatkan Israel bahwa mereka akan menghadapi balasan yang keras, tegas, dan destruktif jika serangan seperti itu berlanjut, dan bersumpah untuk membalas serangan di Suriah.
Dalam pernyataan itu, IRGC mengatakan serangan yang terjadi larut malam itu menargetkan pusat konspirasi strategis Israel di Erbil.
Mereka menggarisbawahi bahwa keamanan warga negara Iran adalah garis merah angkatan bersenjata negara itu.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Ahad, unit kontraterorisme KRG mengatakan selusin rudal balistik yang menghantam Erbil setelah diluncurkan dari luar negeri.
Dikatakan serangan itu “diarahkan dari timur,” menargetkan lingkungan makmur ke arah konsulat AS.
Ditambahkan juga tidak ada korban jiwa dalam serangan tersebut.
Secara terpisah, Kementerian Dalam Negeri KRG (Pemerintah Daerah Kurdi red) mengumumkan bahwa satu orang terluka ringan akibat serangan rudal tersebut.
Disebutkan juga beberapa bangunan dan rumah juga rusak dalam serangan itu.
“Banyak serangan di Erbil malam ini dilakukan dengan rudal dan tidak ada rudal yang mengenai Konsulat AS yang baru di Erbil yang sedang dibangun,” kata Lawk Ghafuri, kepala Hubungan Media Luar Negeri KRG di Twitter.
“Namun, daerah sekitar kampus terkena rudal,” tambahnya.
Sedangkan Gubernur Erbil Omed Khoshnaw sebelumnya mengatakan telah terjadi serangan teror terhadap Konsulat AS.
Kata dia, dua anggota IRGC yang tewas dalam serangan Israel di pinggiran ibukota Suriah, Damaskus.
Keduanya teridentifikasi Kolonel Ehsan Karbalaipur dan Kolonel Morteza Saeednejad.
Perdana menteri Pemerintah Daerah Kurdistan Irak Utara (KRG) Mastour Barzani mengutuk serangan di Erbil.
Dalam sebuah posting di akun Twitter resmi KRG, Masrour Barzani mengatakan Erbil tidak akan tunduk pada pengecut.
“Saya mengutuk keras serangan teroris di beberapa tempat di Erbil,” tegas dia.
Selain itu, Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi mengatakan di media sosial bahwa serangan itu menargetkan keselamatan orang-orang.
Dia menambahkan bahwa para pejabat akan meluncurkan penyelidikan atas serangan itu.
“Pasukan keamanan kami akan menyelidiki serangan ini. Kami akan melawan serangan yang menargetkan keamanan kota-kota kami dan kesejahteraan rakyat kami,” ujarnya.
Senada dengan itu, Turki juga mengutuk serangan tersebut.
“Tindakan seperti itu yang bertujuan untuk mengganggu perdamaian dan stabilitas di Irak sama sekali tidak dapat diterima,” kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan.
“Turki akan terus mendukung Irak dalam perang melawan terorisme,” tambahnya.
(Red/Sumber)