New York – Memprotes hubungan perusahaan dengan Israel, sejumlah karyawan Google mengadakan aksi duduk di dua kantor perusahaan teknologi tersebut di California dan New York.
Aksi protes yang digelar pada Selasa kemarin dipimpin oleh sebuah kelompok bernama “No Tech For Apartheid,” yang menyatakan bahwa mereka menuntut Google dan Amazon “membatalkan kontrak Nimbus mereka dengan pemerintah dan militer Israel.”
Di Sunnyvale, California, para pengunjuk rasa berjanji untuk tetap melakukan aksi duduk sampai Google mengakhiri kontrak senilai USD1,2 miliar dengan Amazon, yang akan menyediakan layanan cloud dan pusat data ke Israel untuk proyek Nimbus.
Para karyawan juga menempati kantor CEO Google Cloud Thomas Kurian di California dan lantai 10 kantor Google di New York.
Aksi duduk tersebut disertai dengan protes di luar ruangan di kantor Google di New York, Sunnyvale, San Francisco, dan Seattle.
Seorang karyawan Google di New York mengatakan, sebagai seorang Yahudi, dan tidak pernah lagi berarti, selamanya tidak akan pernah berarti bagi siapa pun.
“Saya melakukan aksi duduk di sini sebagai keturunan penyintas dan korban Holocaust dan mengutip kesamaan antara genosida tersebut dan yang terjadi di Gaza,” ujarnya seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (17/4/24).
“Tidak ada nikel lagi, tidak ada uang receh lagi, tidak ada teknologi lain untuk genosida. Kami tidak akan berdiam diri dan hanya membantu pekerjaan kami dan mendukung apartheid,” kata karyawan Google lainnya di X.
Protes tersebut disiarkan secara langsung di akun Twitch grup.
Sekitar 10 jam setelah protes digelar, polisi menangkap sembilan karyawan di New York dan California, kata kelompok Twitch di X.
Aksi protes tersebut juga bertepatan dengan serangan Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza, yang sejak 7 Oktober lalu telah menelan hampir 34.000 korban jiwa.
Proyek Nimbus
Nimbus mencakup sistem cloud dan pembelajaran mesin yang memungkinkan penyimpanan data, pengumpulan, analisis, identifikasi motif dan fitur dari data, serta prediksi potensi data dan motif.
Kontrak senilai USD1,2 miliar untuk proyek ini ditandatangani pada April 2021 antara Israel, Google, dan Amazon.
Israel pada April 2021 mengumumkan bahwa Google dan Amazon memenangkan tender negara secara besar-besaran, yang memungkinkan Israel untuk membangun pusat server penyimpanan cloud lokalnya.
Sistem ini dapat mengumpulkan semua sumber data yang disediakan oleh Israel dan militernya, termasuk database, sumber daya, dan bahkan sumber observasi langsung seperti kamera jalanan dan drone.
Para pengkritik berpendapat bahwa proyek ini dapat membantu Israel melanjutkan sistem penindasan, dominasi, dan segregasi terhadap rakyat Palestina yang mirip apartheid.
(Red/Sumber)