Kolombo – Polisi Sri Lanka telah menangkap ratusan tersangka sehubungan dengan protes kekerasan pekan lalu terkait krisis ekonomi yang memburuk.
Melansir Anadolu Agency, Senin (16/5/22), polisi telah menangkap 159 orang setelah menerima 756 pengaduan kekerasan.
Juru bicara polisi Nihal Thalduwa mengatakan tim mereka bekerja untuk menangkap lebih banyak tersangka yang menjadi bagian dari bentrokan pekan lalu, yang menewaskan sedikitnya sembilan orang, termasuk seorang anggota parlemen partai yang berkuasa dan seorang petugas polisi, sementara banyak diantaranya yang terluka.
Orang-orang turun ke jalan akhir Maret, memprotes pemadaman listrik selama berjam-jam setiap hari dan kekurangan makanan, bahan bakar, dan barang-barang penting lainnya setelah kekurangan valuta asing menyebabkan krisis ekonomi terburuk di negara kepulauan itu.
Unit militer dipanggil ke ibu kota Kolombo dan pemerintah mengumumkan jam malam nasional. Pemerintah juga memerintahkan pasukan untuk menembaki siapa pun yang menjarah properti publik atau menyebabkan kerusakan pada kehidupan.
Mahinda Rajapaksa terpaksa mengundurkan diri sebagai perdana menteri, dan pengunjuk rasa di seluruh negara mayoritas penganut Buddha terus menuntut pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa, adik Mahinda.
Ranil Wickremesinghe mengambil alih sebagai perdana menteri untuk keenam kalinya, tetapi bahkan pengangkatannya gagal memadamkan kemarahan publik pada pemerintah karena membawa Sri Lanka ke ambang kehancuran ekonomi.
“Ada banyak yang harus dilakukan dan dibatalkan,” kata Wickremesinghe dalam sebuah tweet pada Ahad.
Dia menambahkan bahwa pemerintah telah berhasil menyelesaikan banyak hal dalam 48 jam terakhir.
Pihak berwenang juga dalam pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional untuk mengatasi krisis saat ini.
(Red/Sumber)
#polisi #srilanka #rajapaksa #protes #kekerasan #krisis #ekonomi