Sofia – Amerika Serikat menunda pengiriman delapan pesawat F-16 ke Bulgaria.
Mengutip Kantor Berita Rusia TASS, Senin (18/4/22), penundaan pengiriman pesawat yang telah dibayar selama dua tahun itu, diduga karena kekhawatiran bocornya data rahasia tentang pesawat ini ke Rusia.
Pendapat ini diungkapkan
pada hari Senin oleh portal Internet Brussels EURACTIV, mengutip pendapat dua mantan menteri pertahanan Bulgaria.
“Saya merasa bahkan kontrak F-16 telah melambat justru karena alasan ini, karena keamanan teknologi tidak dapat dijamin 100%,” kata mantan Menteri Velizar Shalamanov.
“Kami mengalami kesulitan dengan prosedurnya. untuk melindungi informasi rahasia,” sambungnya.
Senada dengan itu, Todor Tagaev juga mengatakan bahwa Bulgaria harus membangun sistem untuk melindungi informasi rahasia.
“Kami terus mengizinkan perwakilan Rusia dari perusahaan MiG ke pangkalan udara Graf Ignatievo. Kami membutuhkan jaminan 110% bahwa kaki Rusia tidak akan menginjakkan kaki di sana lagi dan bahwa karyawan pangkalan melakukannya. tidak pergi minum vodka dengan Rusia,” ujar Tagaev.
Sebagaimana diketahui merupakan Bulgaria anggota NATO yang masih memiliki jet tempur MiG-29 buatan Soviet sehingga negara tersebut terus menggunakan spesialis Rusia untuk pemeliharaan berlisensi mereka.
Pada 2019, Pemerintah Bulgaria telah menandatangani kontrak dengan Amerika Serikat untuk memasok delapan F-16 Block 70 yang telah diupgrade.
Bulgaria melakukan pembayaran di muka sebesar $ 1,26 miliar sehingga Bulgaria segera meningkatkan pengeluaran pertahanan pada 2019 di atas 2% dari PDB.
Keputusan ini menyebabkan persetujuan aktif di Brussel dan Washington.
AS berjanji untuk mulai mengirimkan pesawat pada 2023, tetapi awal tahun ini, AS memberi tahu Bulgaria bahwa awal kontrak akan ditunda hingga 2025 karena gangguan rantai pasokan akibat pandemi virus corona.”
Produksi serial pesawat tempur F-16 telah berlangsung sejak tahun 1976 dan terus mengalami banyak modifikasi.
Versi F-16 Block 70 dianggap sebagai salah satu yang canggih.
(Red/Sumber)