ERDOGAN SEBUT RUSIA DAN UKRAINA SEPAKAT BERTUKAR 200 SANDERA

Internasional1144 Views

New York – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Turki terus berupaya untuk menyelesaikan masalah sandera antara Rusia dan Ukraina guna mengurangi ketegangan antara kedua negara itu.

“Kami sekarang bekerja keras untuk menyelesaikan krisis penyanderaan. Kami mengambil langkah-langkah dan kami telah mencapai titik tertentu. Di sisi lain, kami mengambil langkah-langkah untuk melanjutkan koridor gandum,” kata Erdogan dalam sebuah wawancara acara TV di Amerika Serikat (AS) PBS NewsHour seperti dikutip Anadolu Agency, Selasa (20/9/22).

Setelah kunjungan dua hari ke Uzbekistan, Erdogan saat ini berada di New York untuk menghadiri rapat Majelis Umum PBB ke-77 dan mengadakan pembicaraan di sela-sela dengan kepala negara dan pemerintah.

“Saya mengadakan pertemuan ekstensif dengan (Presiden Rusia Vladimir) Putin di Uzbekistan. Saya menyadari bahwa mereka sebenarnya berusaha menyelesaikan ini sesegera mungkin. Situasi ini adalah masalah besar. Saat ini telah dicapai kesepakatan pertukaran 200 sandera. Ini perkembangan yang bagus. Karena dengan sandera ini, langkah yang sangat penting telah dilakukan di sana. Saat ini, pejabat sedang mengatur teknisnya. Dengan ini, kita akan mencapai perkembangan yang baik,” kata Erdogan.

Erdogan menekankan bahwa dia telah memberi tahu Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bahwa “tidak ada pemenang dalam perang yang berakhir dengan kematian banyak orang.”

Presiden mengatakan bahwa Turki telah mengikuti kebijakan yang seimbang antara Rusia dan Ukraina sejak perang dimulai pada Februari dan lebih suka mendengarkan kedua belah pihak.

“Itulah mengapa kami memiliki keinginan yang gigih untuk menyatukan para pemimpin ini. Mari kita satukan mereka. Saya ingin mendengar semuanya dari mereka. Kami belum berhasil, tetapi saya bukannya tanpa harapan,” tambahnya.

Berbicara tentang koridor biji-bijian, Erdogan mengulangi keinginannya agar ekspor biji-bijian dari Rusia segera dimulai, dengan mengatakan: “Satu-satunya keinginan saya adalah memastikan pengiriman produk ke negara-negara terbelakang atau miskin, bukan negara maju.”

Turki, PBB, Rusia dan Ukraina menandatangani perjanjian di Istanbul pada 22 Juli untuk melanjutkan ekspor gandum dari tiga pelabuhan Ukraina di Laut Hitam yang dihentikan sementara setelah perang Rusia-Ukraina dimulai.

Pusat Koordinasi Gabungan terdiri dari pejabat tiga negara dan PBB juga didirikan di Istanbul untuk mengawasi pengiriman tersebut.

Sejak kapal pertama berlayar di bawah kesepakatan pada 1 Agustus, lebih dari 150 kapal telah membawa lebih dari 3 juta ton produk pertanian dari Ukraina.

 

(Red/Sumber)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *