Gaza – Direktur rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza mengatakan beberapa warga Palestina di penjara Israel meninggal selama interogasi, penyiksaan, kelalaian medis, dan perampasan obat-obatan.
Berbicara dalam konferensi pers setelah pembebasannya, Mohammad Abu Salmiya dan warga Palestina lainnya yang dibebaskan mengatakan bahwa tahanan Palestina mengalami kondisi sulit di penjara Israel.
Dia menambahkan bahwa tahanan Palestina menjadi sasaran penyiksaan fisik dan psikologis, dan hanya diberi sedikit makanan.
“Tahanan Gaza kehilangan (rata-rata) 25 kilogram berat badan mereka karena kekurangan makanan,” kata Dr. Abu Salmiya seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (3/7/24).
Dia juga mencatat bahwa dokter dan perawat Israel juga ikut terlibat dalam penyerangan dan hukuman terhadap tahanan Palestina dengan tidak memberikan perawatan medis yang dibutuhkan.
“Dokter (Israel) di sana memukuli para tahanan, perawat memukuli para tahanan,” kata Abu Salmiya.
Dia pun mendesak organisasi-organisasi internasional yang peduli terhadap hak-hak tahanan “untuk mengunjungi para tahanan dan melihat sendiri kondisi sulit yang mereka alami di dalam penjara.”
Pada Senin kemarin, Israel membebaskan Abu Salmiya dan sekitar 54 warga Palestina, termasuk beberapa dokter lainnya, yang ditahan dari Rumah Sakit Al-Shifa dan fasilitas medis lainnya selama operasi militer terpisah selama beberapa bulan terakhir.
Abu Salmiya ditangkap pada 23 November bersama beberapa staf medis saat bepergian dari tengah Gaza ke selatan wilayah tersebut setelah serangan Israel.
Setidaknya 37.900 warga Palestina terbunuh, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan sekitar 87.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Delapan bulan lebih perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.
(Red/Sumber)