Quito – Kandidat presiden Ekuador Fernando Villavicencio ditembak mati pada Rabu saat meninggalkan tempat kampanye di ibu kota Quito.
Mengutip Anadolu Agency, Jum’at (11/8/23), serangan itu terjadi pada pukul 18.20 (2320GMT) saat dia meninggalkan Sekolah Anderson.
Villavicencio, yang secara polling masyarakat menempati posisi keempat di antara delapan kandidat yang bersaing untuk mengisi kursi presiden dalam pemilihan pada 20 Agustus, telah membangun kampanyenya seputar perang melawan korupsi dan kejahatan terorganisir.
Kandidat yang merupakan seorang jurnalis berusia 59 tahun, terkena tiga peluru setelah seorang pria bersenjata melepaskan sedikitnya 40 tembakan, yang juga melukai orang lain di sekitarnya.
Setidaknya sembilan orang, termasuk seorang calon anggota parlemen dan dua anggota polisi, terluka dalam serangan tersebut.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, terdengar rentetan tembakan tepat saat Villavicencio masuk ke dalam mobil, dan dia kemudian terlihat tergeletak di tanah, nampak terluka parah.
Kantor Kejaksaan Umum negara itu mengatakan di Twitter bahwa tersangka serangan itu, yang terluka dalam baku tembak dengan petugas keamanan, ditangkap dan meninggal tak lama kemudian.
Serangan itu terjadi 11 hari sebelum pemilu di negara yang mengalami krisis keamanan dan insiden seperti itu belum pernah terjadi sebelumnya.
Pada 17 Juli, kandidat Majelis Nasional Rider Sanchez dibunuh di Provinsi pesisir Esmeraldas, dan beberapa hari kemudian, Wali Kota Manta, Agustin Intriago, tewas dalam serangan bersenjata itu.
Villavicencio telah mengkritik otoritas dalam memerangi kejahatan terorganisir dan telah menyampaikan tentang ancaman terhadapnya.
Presiden Lasso mengatakan dia “marah dan kecewa” dengan pembunuhan itu dan mengadakan pertemuan keamanan darurat setelah insiden tersebut.
“Untuk mengenangnya dan untuk perjuangannya, saya jamin bahwa kejahatan ini tidak akan dibiarkan begitu saja,” pungkas dia.
Kandidat Luisa Gonzalez, yang kemungkinan besar akan menang menurut hasil polling, juga mengutuk insiden tersebut dan menangguhkan kegiatan kampanyenya.
“Ini berita yang sangat menyedihkan. Perbedaan politik diselesaikan di kotak suara, bukan dengan kekerasan. Kami bersimpati dengan keluarga Fernando Villavicencio. Ketika mereka mengambil satu, mereka menyentuh kami semua,” sebut dia.
Sejauh ini enam orang yang diduga terlibat dalam kejadian tersebut ditahan dalam operasi yang dilakukan oleh polisi.
(Red/Sumber)