AMERIKA TETAPKAN JUNTA MILITER MYANMAR PELAKU GENOSIDA BAGI MINORITAS ROHINGYA

Internasional775 Views

Washington – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menegaskan bahwa kekerasan yang dilakukan militer Myanmar terhadap minoritas Rohingya di negara itu merupakan tindakan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Mengutip Anadolu Agency, Selasa (22/3/22), pengumuman itu keluar lima tahun setelah militer Myanmar, secara signifikan meningkatkan kekerasannya terhadap kelompok minoritas Muslim di negara tersebut.

Lebih dari 1,2 juta orang Rohingya telah meninggalkan Myanmar yang mayoritas rakyatnya beragama Buddha, dan puluhan ribu orang terbunuh selama aksi kekerasan itu.

Berbicara di Museum Peringatan Holocaust AS, Blinken mengumumkan penentuan genosida kedelapan dalam sejarah AS, dengan mengatakan bahwa militer Myanmar Tatmadaw bersalah atas penghancuran desa, pembunuhan massal dan pemerkosaan, penyiksaan dan pelanggaran mengerikan lainnya.

“Penetapan bahwa anggota militer Myanmar melakukan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap Rohingya, bersumber dari hasil investigasi internal Kementerian Luar Negeri dan dokumentasi lainnya dari kelompok HAM,” ujar Blinken

Sanksi tambahan diharapkan akan diterapkan pada junta Myanmar yang sudah masuk daftar hitam berat.

Tekad AS datang ketika pengadilan tinggi PBB melanjutkan pada Februari prosesnya untuk menentukan apakah Myanmar bertanggung jawab atas genosida.

Pengadilan Internasional telah mengadili kasus tersebut, yang menuduh Myanmar melanggar Konvensi Genosida dalam tindakan brutalnya terhadap komunitas Rohingya, selama lebih dari dua tahun.

Pada Januari 2020, ICJ memberlakukan tindakan sementara dan memerintahkan diakhirinya praktik genosida terhadap Rohingya.

Myanmar diwakili dalam kasus ini oleh mantan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi, yang digulingkan dalam kudeta Tatmadaw Februari 2021, dan telah dipenjara oleh junta dengan berbagai tuduhan.

Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik yakni sebuah kelompok pemantau lokal menyebutkan bahwa
kudeta militer telah memicu protes massal di Myanmar sehingga menyebabkan terbunuhnya 1500 orang.

(Red/Sumber)